Longsor Melanda Kuningan di Dua Titik, Rumah dan Tower e-KTP Terancam

tower eks perekaman e-KTP
TERDAMPAK LONGSOR: Tebing penahan tanah (TPT) sepanjang 15 meter dengan tinggi 1 meter di Kantor Kecamatan Cigandamekar, tergerus longsor hingga mengancam robohnya tower eks perekaman e-KTP setinggi 7 meter. Foto: ist 
0 Komentar

KUNINGAN–Hujan deras yang sempat mengguyur sebagian besar wilayah Kuningan memicu bencana tanah longsor di Kuningan, Jawa Barat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, lahan pertanian, hingga mengancam pemukiman warga.

Lokasi pertama terjadi di Kantor Kecamatan Cigandamekar, tepatnya di Desa Babakanjati. Tebing penahan tanah (TPT) sepanjang 15 meter dengan tinggi 1 meter ambruk, menyeret dinding pagar kantor kecamatan sepanjang 15 meter dan tinggi 4 meter.

Material longsoran menimpa lahan pertanian milik desa dan juga mengancam robohnya tower eks perekaman e-KTP setinggi 7 meter. Bahkan, longsoran sudah mendekati area rumah warga atas nama Sopyan (46), yang dihuni 1 kepala keluarga dengan 5 jiwa.

Baca Juga:Kabar Baik! Rodrygo Diabaikan Real Madrid, Arsenal Siap Merapat dengan Dana SeginiMarc Klok Kembali Dipanggil Timnas Indonesia

Sementara longsor juga dilaporkan di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan TPT jalan lingkungan longsor sepanjang 10 meter dengan tinggi 2 meter.

Material longsoran menimbun halaman samping rumah Sopyan (46), serta mengancam rumah milik Daslim (50).

Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Indra Bayu Permana, mengatakan pihaknya bersama aparat desa, kecamatan, TNI, dan Polri langsung bergerak melakukan penanganan darurat begitu laporan masuk.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun, longsoran ini berdampak pada kerusakan TPT, dinding pagar kantor kecamatan, hingga lahan pertanian desa. Kami juga menurunkan tim assessment untuk mengecek kondisi tower eks e-KTP yang terancam roboh, serta memberikan bantuan logistik darurat bagi warga terdampak,” jelasnya, Jumat (22/8).

Menurutnya, upaya pembersihan material longsor sudah dilakukan bersama aparat desa dan masyarakat setempat. Di Desa Cipakem, warga juga membuat cerucuk bambu sebagai penahan sementara untuk mengurangi risiko longsor susulan.

“Kebutuhan mendesak saat ini adalah material bangunan untuk memperkuat kembali struktur tebing. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan pihak terkait untuk langkah lanjutan,” ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang tinggal di kawasan rawan longsor.

Baca Juga:Timnas Putri Indonesia Sempurna di Laga Awal Piala AFF U-16, Timor Leste Jadi KorbanHasil Fenerbahce vs Benfica, Kedua Tim Masih Sama-sama Terbuka Untuk Lolos

“Musim hujan masih berlangsung, jadi kami minta warga berhati-hati saat beraktivitas. Segera laporkan bila ada tanda-tanda pergerakan tanah agar bisa dilakukan penanganan lebih cepat,” pungkasnya. (ags)

0 Komentar