Mengapa 5%? Soalnya dana hiburan itu sifatnya opsional. Bakal tetap hidup meskipun tidak dialokasikan. Maka dengan angka 5% ini, masih bisa menikmati hiburan.
2. Tracking semua pengeluaran
Setiap hari, semua pengeluaran memang harus dicatat. Tujuannya agar bisa dievakuasi untuk menjadi acuan pengeluaran berikutnya.
3. Atur budget di awal gajian
Uang gajian itu ibarat air di ember bolong. Jika langsung disalurkan, lama-lama habis. Makanya, tiap kali gajian, langsung diatur pos-pos budgetnya.
Baca Juga:Akibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang AnjlokKDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang Kacau
Akun itu menyontohkan, 50% untuk kebutuhan pokok. Biaya makan, transport, sewa, dan cicilan pokok. Kemudian 30% untuk ditabungkan dan investasi. Bisa untuk dana darurat, reksadana dan emas.
Yang terakhir 20% dari gaji bisa dipakai untuk lifestyle dan amal. Misalnya untuk nongkrong, traveling, hobi, entertainment dan zakat.
Akun itu juga mengingatkan, musuh finansial itu bukan cuma cicilan rumah atau utang. Kadang, musuh nyatanya itu justru dari hal-hal sepele. Seperti pengeluaran untuk ngopi setiap hari.