RADARCIREBON.ID – Bisa jadi ini jurus jitu Gubernur Dedi Mulyadi untuk menyelamatkan keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Sosok yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini ingin memindahkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dari Bandung ke Kertajati.
Jurus KDM ini menyelesaikan 2 persoalan sekaligus. Pertama, bisa mendongkrak industri kedirgantaraan dalam negeri. Kedua, berpotensi menghidupkan kembali penerbangan komersial di BIJB Kertajati.
Baca Juga:Kata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang TuaAkibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang Anjlok
“Jadi, kalau di sana (Kertajati) sudah ramai, komersialnya ikut ramai. Kan kalau ramai dengan industri pertahanan, pesawat-pesawatnya banyak, maskapai pasti berminat juga,” ungkap KDM.
Langkah relokasi PT DI ini, jelas Dedi, akan membuat Kertajati semakin ramai. Jika sudah ramai, maskapai akan lebih tertarik membuka kembali rute penerbangan ke Kertajati.
Lalu apa yang akan dilakukan Pemprov Jawa Barat untuk mendukung ide tersebut? Menurut KDM, pihaknya akan memperkuat aksesibilitas. Di antaranya dengan pembangunan infrastruktur transportasi.
“Kita membangun infrastrukturnya, misalnya kereta dari Bandung ke Kertajati atau dari Jakarta,” tandas KDM.
Apalagi, lanjut dia, jika kelak ada kereta cepat Jakarta-Surabaya, diupayakan melewati Kertajati. Transportasi tersebut penggunanya sangat banyak.
Jika BIJB Kertajati kelak maju dan ramai, tandas Dedi, tentu akan membantu dan mengurangi beban keuangan daerah. Sebab, selama ini biaya perawatan BIJB Kertajati mencapai Rp60 miliar per tahun.
Ditegaskan, jika industri pertahanan bisa beroperasi di Kertajati, biaya pemeliharaan bandara bisa ditanggung pemerintah pusat. Tentu melalui keuntungan dari industri pertahanannya.
Baca Juga:KDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang KacauKDM Kena Tipu, Diprank Anak-anak 'Bau Kencur', Ternyata Gegara Ini
“Hilang kan. Nanti sudah dibiayai oleh industri pertahanan. Pemerintah provinsi tidak usah membiayai lagi,” ucap Dedi.
Untuk diketahui, target capaian penumpang di BIJB Kertajati, Majalengka, tak tercapai. Pada tahun 2024 diproyeksikan melayani penumpang hingga 12 juta. Akan meningkat menjadi 29 juta pada 2032.
Tapi pada kenyataanya, pada 2024, hanya 413 ribu penumpang. Atau hanya sekitar 3 persen dari target. Dari jumlah itu, 82,8 persen merupakan penerbangan domestik, sisanya internasional.
Kondisinya bahkan lebih sepi di 2023, yang hanya sekitar 135 ribu penumpang. Kerugian bandara tersebut Rp60 miliar per tahun. Sebab, pendapatan tak cukup untuk operasional dan pemeliharaan.