KDM Sebut Rakyat Juga Tukang Korupsi, Mirip dengan Pejabatnya

KDM study tour
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM menyatakan akan mengubah konsep study tour. Foto: Humas Jabar - RADARCIREBON.ID
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut jika rakyat juga tukang korupsi. Kelakuan koruptif rakyat tersebut mirip yang dilakukan oleh para pejabatnya.

Hanya saja yang membedakan, menurut sosok yang akrab disebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) adalah tingkat kekuasaannya. Tapi baik rakyat maupun pejabat sama-sama buas dan serahkannya dalam urusan korupsi.

“Saya hidup dengan mereka. Jadi saya tahu karakter mereka (rakyat). Ketika dikasih lapak 1 mereka ambil 5,” jelas mantan Bupati Purwakarta ini.

Baca Juga:Kata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang TuaAkibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang Anjlok

KDM merinci lebih jauh praktik nepotisme kecil-kecilan terjadi di sekitarnya. “Gratis satu, lima, keponakannya dikasih, istrinya beda, suaminya beda dan anaknya semua,” ujar KDM. Bahkan, dia menceritakan pengalamannya saat memberikan fasilitas gratis untuk rakyat kecil yang justru disalahgunakan untuk keuntungan pribadi.

KDM mengungkapkan hal tersebut ketika memberikan sambutan dalam kegiatan Evaluasi Hilirisasi Agroforestri Berbasis Sukun Menuju Kedaulatan Pangan dan Model Bisnis Potensial yang Berkelanjutan.

Ungkapan KDM itu menjadi viral, terutama di media sosial X. Bahkan pernyataan tersebut dianggap kontroversial dan memicu perdebatan publik.

Dalam forum tersebut secara tegas KDM menyebut jika sifat korupsi, nepotisme, dan keserakahan bukan hanya dimiliki pejabat atau politisi, melainkan juga ada pada rakyat biasa.

“Sifat korupsi, sifat nepotisme tidak hanya milik politisi kayak Dedi Mulyadi, tapi rakyat juga memilikinya,” ujar KDM.

Banyak netizen menilai ungkapan KDM itu realistis. Bahkan merupakan cermin sosial bahwa perilaku koruptif bisa tumbuh dari lingkungan terkecil, seperti praktik pungli atau penyalahgunaan bantuan sosial.

Tapi banyak pula yang menganggap pernyataan tersebut terlalu menyamaratakan. Kritik bermunculan karena dinilai menutup mata terhadap perbedaan skala korupsi antara rakyat kecil dan pejabat negara.

Baca Juga:KDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang KacauKDM Kena Tipu, Diprank Anak-anak 'Bau Kencur', Ternyata Gegara Ini

Walau berpolemik, pernyataannya dimaksudkan sebagai refleksi bersama agar seluruh lapisan masyarakat, termasuk pejabat maupun rakyat, mampu membenahi diri. Terutama dari prilaku koruptif.

KDM pun mengaku tidak asal bicara. Dia mengklaim pernyataannya didasarkan pada pengalamannya berinteraksi langsung dengan masyarakat selama menjadi pejabat negara.

Dari serangkaian pengalamannya itu, KDM menarik sebuah kesimpulan kontroversial yang menampar banyak pihak.

0 Komentar