Macan tutul jawa dan macan dahan lebih memilih tempat tinggal di sekitar 700 MDPL, tetapi sesekali turun ke bawah untuk mencari mangsa.
Kondisi Bukit Bahohor dikenal dengan medan curam dan kemiringan lereng yang ekstrem. Hal ini mengacu dark penelitian yang dilakukan oleh Uniku
Disebutkan kelerengan di kawasan Hutan Bukit Bahohor hanya 0-8 persen saja. Hal tersebut masuk dalam kriteria datar dan luasannya hanya 7 hektare.
Baca Juga:Alhamdulillah, Evakuasi Macan Tutul di Balai Desa Kutamandarakan Kuningan BerhasilKata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang Tua
Area landai 8-15 persen dengan luas 20 hektare, agak curam 15-25 persen dengan luasan 43 hektare, curam seluas 25-40 persen dan sangat curam lebih dari 1 hetare.
Karena itu, kawasan hutan Bukit Bahohor didominasi area agak curam sebesar 15-25 persen dan curam 25-40 persen.
Kondisi bukit yang curam ini, dikarenakan Bukit Bahohor merupakan bagian dari Bukit Pembarisan. Bukit tersebut memiliki kelerengan curam.
Yang menarik, banyak mamalia besar di area curam ini. Padahal, satwa seperti macan tutul relatif lebih sulit untuk mencari mangsa.
Meski hewan ini dikenal mampu memanjat pohon, tetapi kondisi ekstrem membuat mereka perlu waktu lebih lama dalam mencari mangsa.
Dari penelian itu juga menunjukkan jika sebaran dari macan tutul dan macan dahan ini, relatif dapat ditemukan. Termasuk pada area kelerengan landai hingga curam.
Dari hasil penelitian Uniku, disimpulkan bahwa kawasan hutan Bukit Bahohor merupakan habitat satwa langka, di antaranya macan tutul.
Baca Juga:Akibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang AnjlokKDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang Kacau
Penelitian tersebut juga menyarankan perlunya tindakan perlindungan dan pelestarian dari kepunahan satwa-satwa tersebut. Juga menjaga rantai makanan hewan buas di kawasan itu.