RADARCIREBON.ID – Ini ada data yang menarik soal pekerja informal. Ternyata mereka yang jumlahnya 60 persen dari total pekerja di Indonesia, justru menjadi penyelamat ekonomi menengah ke bawah.
Bukan hanya itu. Para pekerja yang sering disebut caretaker tersebut, juga menjadi pendukung keberlangsungan ekonomi formal.
Data tersebut diungkap oleh konsultan keuangan “100 Juta Pertama” dalam postingannya di media sosial X, baru baru ini.
Baca Juga:Alhamdulillah, Evakuasi Macan Tutul di Balai Desa Kutamandarakan Kuningan BerhasilKata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang Tua
Konsultan tersebut menjelaskan yang dimaksud caretaker adalah istilah untuk orang yang pekerjaannya merawat atau membantu keperluan orang lain. Contohnya seperti perawat lansia, babysitter dan asisten rumah tangga atau ART.
Walaupun peranannya sangat besar, tandasnya, banyak orang di Indonesia masih underestimate atau menyepelekan mereka. Bahkan banyak yang tak sadar peran mereka dalam menopang ekonomi negara.
Menurut BPS 2025, jumlah pekerja sektor informal termasuk para caretaker, terus naik tiap tahunnya. Padahal jika tak ada ART, babysitter, perawat lansia, orang kantoran bakal sulit untuk bisa produktif.
Tak hanya itu, dalam skala ekonomi nasional, pekerja informal ini justru menyelamatkan ekonomi golongan menengah ke bawah dari jurang kemiskinan.
Belum lagi jika berbicara kontribusi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Berdasarkan data Bank Indonesia 2022, para TKI itu bisa menyumbang remitansi Rp 120 triliun per tahun.
Tapi ironisnya, pekerja informal seperti inijustru hidup susah dan tanpa jaminan sosial. Selain itu, gaji mereka pun masih jauh di bawah UMR, terutama pekerja informal di Indonesia.
Sebagai contoh, di kawasan Jabodetabek, gaji ART rata-rata masih dipatok sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta sebulan. Di luar kawasan tersebut justru lebih rendah.
Baca Juga:Akibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang AnjlokKDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang Kacau
Konsultan keuangan itu menyebut, jika tidak ada regulasi yang jelas untuk pekerja informal, minimal BPJS dan standart upah yang layak, bakal banyak orang yang rawan. Bahkan akan makin banyak yang masuk dalam kelompok rawan miskin.
Memang menurut survei BPS, standar hidup layak di Indonesia masih di rentang Rp 1,02 juta per bulan. “Tapi itu baru cukup buat menuhin kebutuhan pokok doang,” tandasnya.