Menurutnya, pemasangan police line oleh Polresta Cirebon hanya sebentar. Yakni untuk kepentingan identifikasi. Setelah selesai langsung dicabut. “Saat ini kita masih menghitung kerusakan serta kerugian secara keseluruhan,” ungkapnya.
Ia pun memastikan, kinerja DPRD akan tetap berjalan. Untuk sementara juga pihaknya sudah berkomunikasi dengan bupati untuk memanfaatkan gedung Setda yang kosong untuk kinerja sekretariat dan Anggota DPRD. “Saat ini pengamanan di gedung DPRD masih berlangsung. Melibatkan 50 personel Lanal dan 20 personel dari Kodim,” tuturnya.
Asep mengaku tak menyangka bahwa aksi unjuk rasa menyasar gedung DPRD. Di luar prediksi. Sebab, aksi itu hanya fokus di tiga titik. Polresta Cirebon, Mako Brimob, dan Polres Cirebon Kota. “Aslinya kami tidak menyangka gedung dewan akan menjadi target aksi unjuk rasa yang berujung penjarahan ini,” ungkap Asep.
Baca Juga:Prihatin, ASN Pemkot Cirebon Masuk Penjara Lagi Enam Tersangka Gedung Setda Kota Cirebon Ditahan
Ia juga mengaku tidak ada back-up data ketika seluruh tempat penyimpanan data di komputer, CPU-nya dan laptop itu hilang. “Tapi beruntung kendaraan dinas sudah diamankan terlebih dahulu. Sehingga masih bisa selamat dari demo yang berujung anarkis itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg meninjau langsung kondisi gedung DPRD. “Semua fasilitas rusak parah dan tidak mungkin bisa dipakai lagi karena harus diperbaiki. Kami minta masyarakat bisa menahan diri,” ucapnya.
Imron belum bisa menyebutkan berapa jumlah kerugian yang harus ditanggulangi. Pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dulu dengan pimpinan dewan, sekda dan Bapelitbangda. Kemungkinan, akan ada pergeseran anggaran untuk bisa menanggulangi perbaikan gedung dan fasilitas dewan.
“Gedung dewan mau tidak mau harus segera diperbaiki. Kalau dibiarkan, bagaimana anggota dan sekretariatan bisa bekerja? Nanti kita fikirkan darimana anggarannya, sementara efesiensi anggaran kan sudah berjalan,” tandasnya.
GEDUNG DPRD KOTA CIREBON
Sementara itu, kondisi Gedung DPRD Kota Cirebon juga masih dibiarkan berantakan setelah diamuk massa aksi pada Sabtu (30/8/2025). Selain pagar dalam kondisi rusak, banyak kaca yang yang pecah. Bahkan pecahan kaca itu masih berserakan di setiap sudut ruangan atau gedung milik rakyat itu.