Kondisi Tak Menentu, Ada 2 Cara Kendalikan Keuangan Saat Krisis

pentingnya mengajarkan literasi keuangan
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Dalam beberapa hari terakhir ini memang tidak mudah bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Demonstrasi yang berujung anarkis tambah membuat situasi tidak menentu.

Salah satu yang terimbas dalam persoalan ini adalah kondisi ekonomi masyarakat dari berbagai lapisan. Bisnis susah, omzet turun dan bekerja pun tak nyaman.

Kendati demikian, akal sehat harus tetap dikedepankan dalam menghadapi kondisi yang tidak menentu ini. Salah satunya juga harus waras dalam persoalan keuangan.

Baca Juga:Pernyataan Sri Mulyani Usai Rumah Dijarah: Kami Mohon Maaf, Pasti Banyak KekuranganMulai Besok, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR RI

Ada tips menarik dari konsultan keuangan “100 Juta Pertama” dalam menghadapi kondisi seperti sekerang ini. Tips tersebut seperti yang diposting di media sosial X, baru-baru ini.

Menurut akun konsultan keuangan tersebut, Ibu Pertiwi benar-benar sedang bersusah hati. Dalam berbagai kesempatan pun memikirkan kondisi yang serba suli ini.

Sebagai warga sipil biasa, katanya, mau tidak mau harus menyelamatkan diri sendiri. Salah satu yang harus dipikirkan adalah soal jangkar keuangan pribadi masing-masing.

Menurut akun itu, setidaknya ada 2 cara yang harus disiapkan jika terjadi perubahan besar di negeri ini. Apa saja?

1. Cek dana darurat

Kalau melihat dari data OJK, 70% pekerja di Indonesia tak memiliki dana darurat. Padahal, di tengah risiko seperti keadaan sekarang, dana darurat adalah sabuk pengaman untuk hidup sampai keadaan kembali normal.

Apalagi tak pernah akan tahu ekskalasi atau pergarakan kondisi politik saat ini. Mumpung masih ada pekerjaan dan pemasukan, sekarang harus berani menekan pengeluaran dan memperbanyak menabung untuk dana darurat.

Berapa jumlah dana darurat yang harus ditabung? “Idealnya, minimal banget 3 kali dari pengeluaran bulanan,” saran akun tersebut.

2. Terapkan “crisis budget”

Baca Juga:Rumah Sri Mulyani Dijarah Orang Tak Dikenal, Kini Dijaga TentaraSituasi Terkini! 4 Lokasi Demo di Cirebon Hari Ini, Gedung DPRD Kota Cirebon Dirusak

Kalau biasanya menggunakan 50-30-20 (kebutuhan-hiburan-investasi). Swkarang diubah menjadi 50% kebutuhan pokok, 10% hiburan, 20% tabungan/investasi, dan 20% dana darurat.

Tujuannya apa? Hanya satu, yakni menyiapkan jangkar keuangan sebaik mungkin selama bisa. Tentu agar terhindar dari krisis.

Selain 2 poin tersebut, akun itu menambahkan, jika bisa diusahakan di kondisi lagi chaos seperti ini, harus bisa memilih tempat yang murah. Misalnya cari makan cukup di UMKM saja. Tak perlu restoran mewah.

0 Komentar