UPDATE Kasus Putri-Alvian: Keluarga Korban Ungkap Motif Berencana dan Percobaan Mengakhiri Hidup

Toni RM
BERI KETERANGAN: Toni RM memberikan keterangan kepada awak media terkait dugaan pembunuhan berencana dan upaya mengakhiri hidup yang dilakukan oleh Alvian. FOTO: BURHANUDIN/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Keluarga almarhumah Putri Apriyani mengungkapkan adanya motif pembunuhan, yang sengaja direncanakan oleh Alvian Maulana Sinaga. Sedangkan Alvian sendiri mencoba mengakhiri hidupnya setelah menghilangkan nyawa Putri.

Ya, kasus kematian Putri Apriyani dalam kamar nomor 9 di kosan bernama Rifda Kost 4, Blok Ceblok, Desa Singajaya Indramayu pada 9 Agustus lalu, masih menjadi bola liar di masyarakat hingga saat ini.

Beragam spekulasi bermunculan di media sosial. Salah satu yang menjadi sorotan baru-baru ini adalah penetapan sementara hukuman penjara maksimal 15 tahun kepada Alvian Maulana Sinaga, yang sementara dijerat pasal 338 KUHP.

Baca Juga:Upaya Perkuat Literasi dan Pewarisan Budaya Lokal, DPA Adakan Launching Buku 'Ritus Kehidupan Budaya IndramayuSoroti soal Kebebasan dalam Berpendapat

Hal tersebut membuat pihak keluarga Putri Apriyani mendatangi rumah kediaman kuasa hukumnya, Toni RM, untuk menjawab spekulasi masyarakat, Rabu malam, 3 September 2025, sekitar pukul 19.30.

Toni mempublikasikan data hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik Polres Indramayu terhadap Alvian Maulana Sinaga. Pada Senin 4 Agustus 2025, ibunya Putri mentransfer uang Rp16.000.500 serta Rp4 juta. Totalnya Rp20.000500.

Lalu pada Kamis 7 Agustus 2025, mentransfer lagi sebesar Rp16 juta. Jadi totalnya sekitar Rp37 juta. Kemudian, diketahui dari rekening koran pada Jumat dini hari, 8 Agustus 2025, pukul 01.00, uang tersebut berpindah ke rekening milik Alvian Maulana Sinaga.

Sekitar pukul 20.00, Putri ditelpon ayahnya untuk mentransfer uang tapi tidak diangkat. Lalu pada dini hari, ibunya menelpon Putri sekitar pukul 01.00, Sabtu 9 Agustus 2025 namun ditolak.

Toni menduga, hal ini dikarenakan pada dini hari sebelumnya, uang sudah dipindahkan ke rekening Alvian. Itulah sebabnya panggilan telepon dari sang ibu ditolak Putri.

Toni menduga ada paksaan dari Alvian agar Putri menolak panggilan telepon dari ibunya, dan juga bingung hendak menjawab apa.

“Jadi, setelah saya mendapat penjelasan dari penyidik, apa yang saya sudah bahwa motif pembunuhan ini disebutkan karena uang, ini benar,” ucap Toni kepada awak media, di kediamannya, Desa Balongan.

Baca Juga:Deklarasi Damai, Forkopimda Cirebon Gandeng Seluruh Elemen MasyarakatTargetkan Kampung Haji Indonesia Beroperasi 2028

Setelah penolakan tersebut, mereka berselisih, lalu pada akhirnya mereka berdua tidur beberapa menit kemudian.

“Pukul 03.30 Alvian bangun, kemudian Alvian baru timbul pikiran jahatnya. Kalau dibiarkan hidup, nanti bangun, dan akan marah-marah lagi. Akhirnya timbul pikiran jahatnya itu,” ungkap Toni.

0 Komentar