Kolaborasi Disdikbud dan Diskominfo Indramayu Cegah Kekerasan dan Perundungan di Sekolah

Diskominfo Kabupaten Indramayu
KOLABORASI: Disdikbud bersama Diskominfo Kabupaten Indramayu foto bersama dengan para siswa-siswi baru SMPN 4 Sindang. FOTO: ANANG SYAHRONI/RADARCIREBON.ID 
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Untuk mencegah terjadi kekerasan dan perundungan di sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu memberikan edukasi tentang anti-bullying. Juga soal etika bermedia digital kepada para siswa-siswi baru di hari terakhir kegiatan MPLS di SMPN 4 Sindang, belum lama ini.

Penutupan rangkaian kegiatan selama lima hari tersebut diwarnai dengan edukasi penting tentang anti-bullying dan etika bermedia digital yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa baru sejak dini.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dr Caridin menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari segala bentuk perundungan.

Baca Juga:280 Juta Jiwa Terdaftar sebagai Peserta JKNBupati Kuningan Lepas 1.204 Mahasiswa KKN, Tekankan Etika dan Dampak Nyata di Masyarakat

“Jangan pernah mem-bully teman. Bullying adalah perilaku yang sangat tidak baik dan tidak boleh dibiarkan terjadi di sekolah,” tegas Caridin.

Sebagai bagian dari komitmen menciptakan sekolah ramah anak, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu turut ambil bagian dengan memberikan materi edukatif bertema “Sopan di Dunia Nyata, Santun di Dunia Maya”.

Materi tersebut disampaikan oleh narasumber dari Diskominfo, Bambang Purnomo, yang mengupas tuntas isu cyber bullying dan bahaya kekerasan di dunia digital. Bambang menjelaskan bahwa perundungan kini tak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga merambah ke ruang-ruang digital. Menurutnya, cyber bullying muncul karena tidak bijaknya seseorang dalam menggunakan atau memanfaatkan teknologi.

“Berkat kecanggihan teknologi, menyebabkan semua orang memiliki akses internet. Di sisi lain, hal ini berdampak negatif karena dapat meningkatkan terjadinya kasus cyber bullying,” jelasnya.

Bambang mengungkapkan, data menarik bahwa berdasarkan survei tahun 2024, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278 juta jiwa. Sementara jumlah kepemilikan nomor ponsel tercatat sebanyak 353 juta. Fakta ini menunjukkan tingginya penetrasi digital di kalangan masyarakat, termasuk pelajar.

Dalam sesi edukasi tersebut, siswa dikenalkan berbagai bentuk kekerasan digital seperti impersonate (menyamar sebagai orang lain), hoax (berita palsu), dan body shaming (ejekan terhadap fisik). Seluruh materi disampaikan secara komunikatif agar mudah dipahami siswa baru yang tengah memasuki dunia remaja dan media sosial.

0 Komentar