RADARCIREBON.ID – Pemerintah Kota Cirebon terus konsisten dalam menangani kasus stunting. Upaya ini membuahkan hasil positif, terlihat dari tren penurunan angka stunting setiap tahunnya.
Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting turun signifikan, dari 30,6 persen pada 2021 menjadi 14,9 persen pada 2024.
Ketua Percepatan, Pencegahan, dan Penurunan Stunting (P3S) Kota Cirebon, Hj Siti Farida Rosmawati, SPdI, menjelaskan bahwa strategi nasional (Stranas) pencegahan dan penurunan stunting 2024–2029 menekankan pada penguatan sumber daya manusia, pendidikan, sains, olahraga, gender, dan penyandang disabilitas.
Baca Juga:Dana Hibah Belum Cair, Empat Cabor di KONI Cirebon Tetap Berangkat ke BK Porprov JabarAlfamart Sahabat Posyandu Hadir di Cirebon
“Stunting di Kota Cirebon pada 2024 sudah turun menjadi 14,9 persen dari angka 30,6 persen di tahun 2021,” ujar Wakil Walikota Cirebon yang akrab disapa Rida ini.
Menurut Rida, pencapaian tersebut bukanlah hal mudah. Target nasional menurunkan stunting hingga 5 persen pada 2045 membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
Ia menegaskan, P3S tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus melibatkan berbagai pihak.
“Program ini harus saling mendukung, tidak boleh tumpang tindih. Dengan semangat kebersamaan, mari kita jalankan program dari pusat, provinsi, hingga daerah. Insya Allah saya siap turun langsung ke lapangan,” tegasnya.
Rida pun telah melakukan intervensi langsung, di antaranya di Kelurahan Kalijaga dengan membagikan makanan tambahan serta menghadirkan dokter spesialis gizi klinis, dr Fahri Firdaus SpGK dari RSD Gunung Jati, untuk memberikan penyuluhan.
Intervensi serupa juga dilakukan di ITEKES Mahardika bekerja sama dengan LPM Karya Mulya, serta di RW 09 Situgangga, Kelurahan Karya Mulya.
Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, menambahkan bahwa percepatan penurunan stunting sejak 2018 telah memberikan banyak pembelajaran.
Baca Juga:Wadah Baru Pecinta Buku Lahir di Cirebon10 RA Kajian Kisah Islami Melalui Dongeng
Menurutnya, tantangan terbesar adalah konsistensi komitmen politik serta perubahan perilaku masyarakat.
“Tahun 2025 strategi percepatan pencegahan stunting akan fokus pada enam pilar utama. Salah satunya mendorong intervensi sejak 1.000 hari pertama kehidupan, bahkan sejak masa calon pengantin. Remaja juga harus dicegah dari anemia,” jelas pria yang akrab disapa SBW itu.
Sementara itu, Lurah Kalijaga, Entis Sutisna, menyebutkan saat ini terdapat lebih dari 214 balita stunting di wilayahnya.
“Hari ini kami bagikan 100 paket makanan tambahan, dan bulan depan direncanakan untuk ibu hamil,” ungkapnya.