Wiwik Ambarsari menegaskan bahwa kegiatan ini bukan semata program agribisnis, tetapi juga bagian dari upaya menciptakan kemandirian, kepercayaan diri, dan kesetaraan bagi siswa SLB. “Kami berharap keterampilan yang diperoleh para siswa dapat menjadi bekal hidup untuk berbaur di tengah masyarakat tanpa batasan atau diskriminasi,” ujarnya.
Rudiansyah menambahkan bahwa pendekatan kesehatan masyarakat juga menjadi perhatian dalam program ini. Penerapan agribisnis ramah lingkungan melalui pemanfaatan eco-enzyme dan media tanam organik diharapkan dapat mendukung pola hidup sehat serta menjaga kelestarian lingkungan.
Program pengabdian masyarakat ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas bidang antara ilmu agribisnis dan kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan ini, siswa-siswi SLBN 2 Indramayu tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga pengalaman sosial yang membentuk mental mandiri dan berdaya saing.
Baca Juga:KPK Minta Pejabat Segera Setor Laporan Harta Kekayaan KKP Klaim Pagar Beton Laut Cilincing Miliki Izin Lengkap
Ke depan, tim pengabdian berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan pengembangan program agar menjadi model pembelajaran inklusif yang mengintegrasikan pendidikan, keterampilan hidup, dan kemandirian ekonomi bagi anak berkebutuhan khusus.
Kepala SLBN 2 Indramayu, Elka Asmartuti SPd MPd menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya program ini. “Alhamdulillah, kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberi semangat baru bagi siswa-siswi kami dalam belajar dan berkreasi,” ujarnya. (dun/opl)