Akses Jembatan Hanyut, Petani Kongsijaya Swadaya Bangun Jembatan Baru

Desa Kongsijaya
SWADAYA: Para petani di Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari, bergotong royong membangun kembali jembatan penghubung area pertanian Blok Dadah dan Blok Asinan yang sebelumnya hanyut diterjang banjir. FOTO: ANANG SYAHRONI / RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU — Setelah akses jembatan kayu yang menghubungkan Blok Dadah dan Blok Asinan di Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari hanyut diterjang banjir sekitar lima bulan lalu. Para petani setempat kini secara swadaya membangun kembali jembatan tersebut agar bisa digunakan kembali sebagai jalur pertanian.

Tokoh petani Desa Kongsijaya, Tomy, mengatakan bahwa ambruknya jembatan akibat musim penghujan berdampak besar terhadap aktivitas pertanian. Para petani terpaksa menggunakan jalur alternatif berupa jalan setapak melalui Blok Cibogor yang harus melintasi rel kereta api. Namun, kondisi jalan tersebut dinilai tidak layak dan berbahaya.

“Jembatan Asinan ini sebelumnya merupakan akses utama yang sangat layak. Jalan di depannya sudah dicor beton, sehingga bisa digunakan baik saat musim kemarau maupun musim hujan,” ujar Tomy.

Baca Juga:Tingkatkan Kemandirian Siswa SLB Melalui Agribisnis Sayuran Organik Berbasis Eco-Enzyme yang Ramah LingkunganKontingen Kota Cirebon Siap Berlaga di POPDA XIV Jawa Barat, Wali Kota Beri Motivasi

Para petani yang memiliki lahan di Blok Dadah dan Blok Asinan pun berinisiatif melakukan pembangunan jembatan secara gotong royong, baik dengan tenaga maupun dana pribadi. Jembatan yang dibangun memiliki panjang 36 meter dan lebar 170 sentimeter, yang akan menunjang akses ke lahan pertanian seluas 150 hektare.

Tomy menambahkan, meskipun terdapat jembatan alternatif di perbatasan Desa Ujungaris dan Desa Kongsijaya, namun akses jalan menuju jembatan tersebut masih berupa tanah, sehingga tidak dapat digunakan saat musim hujan.

Saat ini, progres pembangunan jembatan swadaya itu telah mencapai sekitar 50 persen. Total biaya yang telah dikeluarkan mencapai Rp35 juta, yang dikumpulkan dari para petani pemilik lahan di kawasan tersebut.

“Dana yang dikumpulkan bervariasi, disesuaikan oleh kelompok tani berdasarkan luas lahan garapan masing-masing. Mulai dari Rp300 ribu hingga Rp5 juta per orang. Kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak lain untuk menyelesaikan pembangunan ini, karena jembatan ini sangat penting bagi kelancaran aktivitas petani dan mendukung program swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (oni)

0 Komentar