Sementara itu, Guru SDN 1 Cirebon Girang, Uning Kurniasih SE mengaku proses belajar mengajar siswa kurang efektif. Menimbulkan rasa kurang nyaman. “Bayangkan untuk kelas 2 saja, jumlahnya ada 44 siswa. Sebetulnya gak nyaman dalam proses belajar. Harus dibagi dua. Bukan disatukan,” ungkap Uning yang sudah dua tahun mengajar dan menjadi guru kelas 2 itu.
Uning menambahkan, untuk sementara, musala sekolah digunakan bagi kelas empat saat melaksanakan ujian. “Jadi kelas empat saat ujian kumpul semua jadi satu di mushola. Baik dari 4 A maupun 4 B. Setelah selesai, akvitas kembali normal,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kuwu Desa Cirebon Girang, Moh Uto Hapid mengaku sudah sering mengajukan ke pemda melalui dinas pendidikan. Termasuk ke DPRD Kabupaten Cirebon untuk bisa mendorong fasilitas pendidikan di SDN 1 Desa Cirebon Girang. “Kita sebelumnya sering mengajukan, agar fasilitas minta dipenuhi karena SDN 1 Cirebon Girang kekurangan dua rombel,” singkatnya. (sam)