RADARCIREBON.ID – Sekitar 250 jamaah menghadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diselenggarakan di Musala Baitul Hikmah, Blok Manis RT 04/07, Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Rabu (17/9/2025) malam.
Acara yang berlangsung khidmat tersebut dihadiri oleh para sesepuh desa, alim ulama, serta tamu undangan.
Termasuk perwakilan dari perangkat desa beserta jajarannya. Turut hadir di antaranya Al Mukarom Ustadz Solihin sebagai pengisi tausiah, Kyai Solehudin, serta Ustadz Rusmana.
Baca Juga:Erick Thohir Resmi Jadi Menpora, Ini Dia ProfilnyaPersiapan Wajib Sebelum Mendaki Gunung Versi Sobat Zetizen, Apa Saja?
Suasana semakin meriah dan penuh syahdu dengan lantunan saalawat dari grup Hadroh Al Hikmah asal Desa Jatiseeng Kidul yang turut mengiringi jalannya acara.
Dalam tausiahnya, Ustadz Solihin menyampaikan pentingnya meneladani perjuangan Rasulullah SAW dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
“Melalui peringatan maulid ini, kita diajak untuk meneguhkan hati dalam menyikapi berbagai masalah kehidupan, serta meningkatkan rasa cinta kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.
Lanjut Ustadz Solihin, peringatan Maulid bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga refleksindiri, sejauh mana telah meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
Seperti, dalam kesabaran, Nabi Muhammad SAW dicaci, disakiti, bahkan diancam, tapi balasannya adalah doa dan kasih sayang.
Dalam kejujuran, bahkan sebelum kenabian, Rasulullah SAW dikenal sebagai Al-Amin (yang terpercaya).
Dalam kasih sayang, Rasulullah SAW menangis ketika melihat umatnya dalam kesulitan, bahkan di akhir hayatnya.
Baca Juga:Yudi Nurcahya Pimpin Duel Persija Jakarta vs Bali United, Lu Lagi… Lu Lagi…Pengalaman Terseru Kamu Saat Mendaki Gunung, Yang Terakhir Bikin Merinding!
“Apa yang sudah kita warisi dari akhlak beliau? Maulid Nabi seharusnya menggerakkan hati kita untuk lebih rajin membaca sirah beliau, mencintai sunnahnya, menjaga lisan dan perbuatan seperti beliau, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dan sesama manusia,” ulasnya.
“Maka, ukur cinta kita pada Rasul bukan dari seberapa sering kita bersalawat saja, tetapi dari seberapa kuat kita meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Panitia penyelenggara mengatakan, dengan kegiatan tersebut mari jadikan Maulid bukan hanya acara tahunan, tetapi sebagai titik balik untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Lebih dekat dengan sunnah nabi, dan lebih siap menjadi umat yang dibanggakan oleh Rasulullah SAW di hari kiamat nanti.