Marak Kasus Keracunan MBG, Istana Minta Maaf, Pastikan Bakal Tindak SPPG

Marak Kasus Keracunan MBG
Infografis maraknya keracunan MBG termasuk di Garut, Prasetyo Hadi Mensesneg. Foto: Ilustrasi
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Program Makan Bergizi Gratis atau MBG yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi gizi anak-anak negeri kembali tersandung masalah. Setelah beberapa daerah melaporkan keracunan masal, kini kasus serupa terjadi di wilayah Garut.

Bahkan dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut mengungkap lebih dari 500 pelajar mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG. “Hingga saat ini, berdasarkan penelusuran yang kami lakukan, ada 569 siswa yang mengalami gejala keracunan,” ujar Kadinkes Garut, dr Leli Yuliani, Jumat (19/9/2025).

Jumlah tersebut didapat dari empat sekolah yang berbeda di Kabupaten Garut. Yakni dari SMP dan SMA yang berada di bawah satu yayasan yang sama, serta sebuah SD dan Madrasah Aliyah (MA). Dengan demikian, jumlah siswa yang mengalami keracunan menu MBG dilaporkan terus mengalami peningkatan. “Hari ini ada pelaporan dari salah satu sekolah dasar. Lokasinya masih di Kecamatan Kadungora,” kata dr Leli Yulianti, dilansir dari Jabar Ekspres (Radar Cirebon Group).

Baca Juga:Insan Transportasi Harus Perkuat Inovasi dan PelayananGencarkan Sosialisasi Skema Pembiayaan Kopdes Merah Putih

Lebih lanjut, Leli menjelaskan dari jumlah tersebut mayoritas mengalami gejala yang ringan dan dirawat di rumah masing-masing. Hanya ada sekitar 30 orang yang menjalani rawat inap di puskesmas. “Mereka yang menjalani rawat inap total ada 30 orang,” imbuhnya.

Sebelumnya, beredar juga video viral tentang keracunan masal pada pelajar setelah menyantap MBG di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Jumlah yang dilaporkan mengalami gejala keracunan mencapai 250 siswa.

Selain itu, dari laporan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), menyebutkan bahwa hingga bulan September ini peristiwa keracunan menu MBG sudah mencapai angka 5.360 siswa. Melihat angkanya terus bertambah dari hari ke hari, JPPI pun meminta program MBG dihentikan sementara untuk evaluasi secara total.

“Banyak anak menerima makanan yang jauh dari standar gizi seimbang. Porsi kecil, kualitas bahan rendah, dan variasi menu tidak sesuai kebutuhan tumbuh kembang. Kondisi ini bukan hanya gagal mencapai tujuan gizi, tetapi juga menimbulkan risiko keracunan masal di berbagai daerah,” jelas Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji.

ISTANA MINTA MAAF, SIAP SANKSI SPPG

0 Komentar