47 Persen Orang Indonesia Berpenghasilan Nanggung, Sidaknya 3 Hal Ini Penyebabnya

Pekerjaan Ini Tidak Perlu Tempat Kantor Untuk Bekerja Tapi Gajinya Puluhan Jutaan Bahkan Milliaran Perbulan
Pekerjaan Ini Tidak Perlu Tempat Kantor Untuk Bekerja Tapi Gajinya Puluhan Jutaan Bahkan Milliaran Perbulan
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Setidaknya ada 47 persen warga negara Indonesia yang terjebak Middle Trap Income alias kaum penghasilan nanggung.

Apa penyebabnya? Kebanyakan dari mereka melakukan 3 kesalahan ini. Karena itu mereka susah naik kelas, walau sudah berusaha sekeras tenaga.

Soal orang Indonesia yang berpenghasilan nanggung tersebut diungkap oleh akun konsultan keuangan dan bisnis “100 Juta Pertama” dalam postingannya di media sosial X, belum lama ini.

Baca Juga:Saat Jusuf Hamka Terpesona Waduk Jatigede, Sebut seperti Pemandangan di SwissIni Dia Penampakan Sesar Baribis Kendeng di Tol Cisumdawu

Menurut akun tersebut, kelompok ini tak bisa dikatakan kaya atau sulit pula dibilang miskin. “Rasanya semua serba nanggung, buat hidup ada, bisa nongkrong dan jalan-jalan, tapi tak pernah bener-bener punya harta berlimpah,” ungkap akun itu.

Secara teori, kondisi ini, ujarnya, disebut “Middle Income Trap”. Di level individu, sudah memiliki gaji di atas rata-rata, atau di atas UMR. Tapi, tak bisa menembus kelas finansial yang lebih tinggi.

“Ibaratnya kayak lari di treadmill, capek kerja tapi tetap lari di tempat,” begitu akun itu memberikan contoh.

Dari data BPS 2024, rata-rata gaji pekerja formal di Indonesia sekitar Rp3,5 – Rp5 juta per bulan. Sedangkan hasil survei Katadata 2023, 47% pekerja Indonesia gajinya cuma cukup untuk kebutuhan harian. Tifak miskin tapi belum bisa disebut mapan.

Mengapa banyak orang Indonesia terjebak pada level ini? Setidaknya ada 3 hal yang menjadi penyebabnya, yakni:

1. Terjebak Lifestyle Inflation

Lifestyle Inflation itu kondisi saat meningkatnya pengeluaran hanya gegara penghasilan naik, bukan karena kebutuhan naik. Atau istilahnya gaji naik sama dengan gaya hidup naik.

Harusnya, ketika gaji naik, ada peluang untuk menabung, investasi, atau dana darurat agar bisa naik kelas, minimal ada dikondisi cukup.

2.Tak Nyicil Aset Produktif

Baca Juga:Jalan Menuju Desa Wisata Terunik di Kuningan Ini Tak Terawat, Banyak Lubang dan Aspalnya TerkelupasSAH! Jigus Pimpin KONI Kabupaten Cirebon lewat Musorkablub

Tabungan ada, tapi habis untuk liburan dan belanja. Tak ada kesadaran menabung ke instrumen yang bisa berkembang seperti deposito, reksa dana, saham, atau properti.

Jika terus seperti ini, meskipun pandai mencari uang, tak usah mengeluh jika tidak memiliki apa-apa, meski gaji besar dan sudah kerja lama.

Mirisnya data OJK jika 49,68% literasi keuangan orang Indonesia itu masih rendah. Artinya, banyak orang yang cukup, tapi tak paham bagaimana caranya biar uang berkembang.

0 Komentar