Ayam tersebut memiliki kecepatan dalam memproduksi daging. Karena dalam waktu yang relatif singkat yakni 35 hari produksi daging sudah dapat dipasarkan dan dikonsumsi dengan bobot 1 – 1,6 kg per ekornya.
Dengan masa panen yang relatif singkat tentunya banyak peternak yang tertarik untuk menekuni usaha ayam broiler tersebut.
Selain masa panen yang relatif pendek dengan pertumbuhan yang cepat, ayam broiler juga memiliki nafsu makan yang relatif kecil. Sehingga bisa menghemat biaya pakan.
Baca Juga:Saat Jusuf Hamka Terpesona Waduk Jatigede, Sebut seperti Pemandangan di SwissIni Dia Penampakan Sesar Baribis Kendeng di Tol Cisumdawu
Peternakan ayam broiler di Indonesia terus berkembang dan menjadi salah satu sektor usaha ternak yang paling diminati dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan populasi ayam ras pedaging yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Namun, di tengah tren positif tersebut, para peternak masih menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah harga ayam berubah-ubah, seperti belakangan ini.
Data menunjukkan pada tahun 2023, populasi ayam ras pedaging di Indonesia mencapai 3.189.381.779 ekor. Namun pada 2024, jumlahnya mengalami sedikit penurunan menjadi 3.148.389.092 ekor.
Fluktuasi harga livebird yang tidak menentu turut memengaruhi kestabilan usaha peternakan ayam broiler. Bahkan, membuat sebagian peternak merugi karena biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual.