Seiring berjalannya waktu, ia pun mulai membagikan pengalamannya ke sosial media. Tujuannya untuk mengedukasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk merawat kucing. Namun, hal ini justru mendapatkan respons yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
Beberapa masyarakat justru memanfaatkan yayasan Tania untuk “membuang” hewan peliharaannya. “Tak sedikit orang menghubungi aku untuk memelihara kucingnya karena sudah bosan. Banyak kucing juga yang sengaja dibuang ke rumahku tanpa tahu siapa pemiliknya. Mirisnya beberapa kucing justru merupakan kucing ras,” ceritanya.
Hal ini pun menimbulkan keprihatinannya akan tanggung jawab para pemilik hewan peliharaan. Masih ada beberapa orang yang menganggap kucing hanyalah sebuah hobi. Padahal menurutnya, ketika seseorang memutuskan memelihara hewan, artinya ia mampu menjamin kesejahteraan hewan tersebut.
Baca Juga:Perjalanan Chairy Azzadin Kurniawan dari Cirebon Menimba Ilmu di JermanBatas Usia Pensiun ASN Tak Adil!, Camat Gempol Ajukan Gugatan ke MK
“Saya pernah mengambil pendidikan di luar negeri, di sana saya sangat takjub di mana keberlangsungan hidup hewan peliharaan anjing dan kucing benar-benar dijamin. Saat ada yang ingin mengadopsi aturannya ketat. Jika ketahuan menelantarkan maka ia akan dapat denda dari pemerintah,” kata Tania.
Sebagai salah satu upayanya untuk meningkatkan tanggung jawab pemilik hewan, Yayasan Penyelamat dan Penyayang Satwa Cirebon pun ia kelola dengan tertutup. Ia hanya fokus pada menyelamatkan kucing telantar yang ditemuinya. Sejak 2023 akhir, karena kucing yang ia rawat hampir mencapai 60 dan sudah tidak memiliki tempat yang cukup besar untuk kucing bergerak, ia pun membuka bangunan baru untuk menampung kucing yang ia rawat. “Saat ini ada sekitar 200 kucing yang sudah kami selamatkan di shelter baru kami,” jelasnya.
Selain merawat dan mengobati kucing telantar, ia juga turut memberi vaksin. Kemudian seluruh kucing yang dirawatnya kini telah disteril. Langkah ini diambil guna menekan populasi kucing. Saat ini, kata dia, populasi kucing di Kota Cirebon mulai tidak terkendali. “Kalau populasi kucing tak terkendali, ekosistem lainnya akan terganggu,” imbuhnya. (*)