RADARCIREBON.ID- Nama Misri mendadak viral setelah sebuah video berdurasi 52 detik tersebar di media sosial. Dalam rekaman itu, ia menyampaikan keluh kesah sekaligus permohonan bantuan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) agar bisa mendapatkan pengobatan yang lebih layak.
Ingin kembali sehat. Itulah harapan sederhana yang terus dipanjatkan Misri (34). Ibu dua anak asal Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, itu selama 13 tahun terakhir harus bergulat dengan penyakit filariasis atau kaki gajah. Kakinya membengkak parah, membatasi ruang geraknya.
Perjalanan sakit yang dideritanya bermula ketika Misri bekerja sebagai asisten rumah tangga di Bahrain sekitar tahun 2010. Saat itu, kesehatannya masih prima, masih mampu menjalankan aktivitas tanpa kendala.
Baca Juga:Kisah Tania Penyayang Satwa di Cirebon yang Rawat 200 KucingPresiden Prabowo Bawa Suara Indonesia ke Panggung PBB, Bikin Publik Bergetar
Namun, dua tahun menjelang kepulangannya, gejala mulai muncul. Kakinya membengkak, disertai rasa nyeri yang datang dan pergi. “Kalau malam istirahat agak mending, tapi besoknya kerja lagi, kaki bengkak lagi. Akhirnya majikan membawa saya ke rumah sakit,” tutur Misri saat berbincang dengan Radar Cirebon, Selasa (23/9/2025).
Dokter di Bahrain menyatakan penyakitnya cukup serius. Atas saran majikan, Misri akhirnya pulang ke Indonesia pada 2013 dengan kondisi kesehatan yang memburuk. Saat itu, ia masih mengandalkan obat dan kaus kaki khusus penekan pembuluh darah. Namun, pembengkakan terus berkembang hingga alat bantu itu tak lagi muat dipakai.
Ia pernah berjuang mencari kesembuhan melalui serangkaian pengobatan di RSHS Bandung dan beberapa rumah sakit lain. Bahkan, sempat mendapatkan dukungan penuh dari Yayasan Rumah Teduh.
Harapan besar sempat muncul ketika seorang dokter menjanjikan pemeriksaan lanjutan di Jerman. Namun takdir berkata lain, sang dokter meninggal dalam kecelakaan, membuat seluruh rencana pengobatan terhenti. “Saya sangat sedih sekali. Waktu itu saya punya harapan besar,” kenang Misri.
Sejak itu, Misri menjalani hidup dengan segala keterbatasan. Meski demikian, ia tidak menyerah. “Kalau bisa, saya ingin sehat lagi, bisa hidup normal seperti orang lain,” harapnya.
Sementara itu, Kuwu Sende, Suma SM, menuturkan bahwa sejak awal pihaknya bersama Puskesmas Tegalgubug rutin memberikan obat untuk membantu kesembuhan Misri. Namun, karena merasa kondisinya membaik, pengobatan sempat terputus sehingga pembengkakan kembali parah. “Mungkin karena merasa sudah sembuh, jadi terlena. Sekarang kondisinya membesar lagi,” jelasnya.