TPA Kopiluhur Tinggalkan Open Dumping, Terapkan Control Landfill

TPA Kopiluhur metode control landfill
SAMPAH TAK TERLIHAT: Kondisi TPA Kopiluhur, kemarin (24/9/2025). Jika sebelumnya tumpukan sampah menggunung di area tersebut, kini ak terlihat lagi karena menggunakan metode control landfill. Dengan metode baru, lapisan sampah dipadatkan, diratakan, lalu ditutup tanah urugan secara berkala. Foto: Seno Dwi Priyanto-Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Walikota Cirebon Effendi Edo menegaskan bahwa pembenahan TPA Kopiluhur telah berjalan. “TPA lagi proses (pembenahan sesuai rekomendasi KLH, red). Jadi sedang jalan, belum selesai,” ujar Edo kepada Radar Cirebon, Rabu (24/9/2025).

Walikota Effendi Edo juga menyinggung soal keterbatasan anggaran. Karena itu, ia sudah berbicara langsung dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk berkolaborasi mengentaskan persoalan sampah di TPA Kopiluhur.

“Tadi saya sudah bicara dengan Pak Gubernur dan mudah-mudahan beliau membantu. Karena Pak Gubernur berkomitmen untuk siap membantu semua kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kita akan sinergi,” terang Edo.

SUDAH TINGGALKAN OPEN DUMPING

Baca Juga:Belasan Tahun Derita Penyakit Kaki Gajah, Warga Cirebon Minta Bantuan KDMRp2 Triliun untuk Sekolah Garuda, Beda dengan Sekolah Rakyat

Perlu diketahui, setiap hari 200 ton sampah masuk ke TPA Kopiluhur. Dulu hanya ditumpuk, kini dipadatkan, diratakan, dan ditutup tanah urugan setiap tiga hari. Pembenahan ini dilakukan pasca-sanksi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) agar pengelolaan sampah lebih terkendali.

Selama bertahun-tahun, TPA Kopiluhur menjadi tempat pembuangan akhir dengan metode open dumping -sampah hanya dibuang, ditumpuk, tanpa pengolahan atau penutupan. Metode ini murah, tetapi meninggalkan banyak persoalan: bau menyengat, timbunan yang tidak stabil, hingga potensi pencemaran air tanah. KLH menyatakan praktik ini sudah tidak sesuai standar pengelolaan lingkungan dan melarang penggunaannya.

Larangan itu menjadi titik balik. Pengelola TPA Kopiluhur mulai berbenah, memindahkan cara kerja ke metode baru control landfill. Berbeda dengan open dumping, control landfill menekankan pengelolaan sampah yang lebih terkendali. Setiap lapisan sampah dipadatkan, diratakan, lalu ditutup tanah urukan secara berkala.

“Di TPA Kopiluhur, penutupan ini dilakukan setiap tiga hari sekali. Tebal lapisan tanah rata-rata 30 sentimeter,” ucap Plt UPT TPA Kopiluhur Parwanti kepada Radar Cirebon di kantor DLH, Jalan Ampera Kota Cirebon, Selasa (23/9/2025).

Metode ini dirancang agar gas metana dari tumpukan sampah dapat keluar melalui ventilasi tanah, sementara sinar matahari membantu mempercepat proses penguraian. Selain itu, penutupan tanah dapat meminimalkan bau, mengurangi populasi lalat, dan mengurangi risiko kebakaran.

Menurut catatan pengelola, progres pengurukan di TPA Kopiluhur kini sudah mencapai sekitar 70 persen. Targetnya, pada awal Desember 2025 seluruh area sudah tertutup tanah urukan.

0 Komentar