Keracunan MBG di Bandung Barat membuat Ortu Siswa di Cirebon Cemas

Siswa keracunan MBG
KEJADIAN LUAR BIASA: Korban keracunan MBG saat mendapat perawatan medis di Kantor Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu (24/9/2029). Pemerintah memastikan evaluasi dan menghentikan sementara operasional SPPG atau dapur MBG di wilayah Cipongkor dan Cihampelas. Foto: Suwitno-Jabar Ekspres
0 Komentar

Tukang masak di tiap sekolah bisa fokus. Ruang kosong bisa disulap menjadi dapur berukuran 10×10 meter. Anak-anak mengambil makanan sendiri di dapur lalu kembali ke kelas. “Kalau dapur di sekolah, guru dan kepala sekolah bisa ikut mengawasi. Lebih dekat. Lebih terkontrol,” tutur Hediyana kepada Radar Cirebon, Kamis (25/9/2025).

Ia juga menekankan soal keterlibatan guru. Dengan dapur di sekolah, kepala sekolah bisa memantau kapan masakan dibuat, bahan dibeli dari mana, dan bagaimana pengolahannya. Pengawasan lebih dekat dan akuntabel.

Dewan Pendidikan Kota Cirebon memang belum melakukan monitoring menyeluruh. Saat ini, pengawasan baru dilakukan DPRD Kota Cirebon. Namun Hediyana memastikan pihaknya akan turun mengecek langsung ke sekolah-sekolah.

Baca Juga:TPA Kopiluhur Tinggalkan Open Dumping, Terapkan Control LandfillWarga Cirebon Resah Temukan Dugaan Beras Oplosan di Minimarket

Usulan dapur sekolah ini kini jadi perhatian serius. Bagi orang tua di Cirebon, konsep ini dianggap solusi yang paling masuk akal. Mereka ingin kualitas makanan bergizi benar-benar terjamin. Apalagi anak-anak di Kota Cirebon mulai rutin menikmati menu MBG setiap hari.

Pasca tragedi Bandung Barat, pemda dan pengelola sekolah diharapkan tidak hanya mengandalkan vendor luar. Sebab tanggung jawab terbesar adalah menjaga keselamatan siswa. (ade)

0 Komentar