Musim Hujan di Cirebon Diprediksi Tiba Lebih Awal, BMKG Minta Warga Waspada Banjir

Kawasan Cirebon
KEMARAU BASAH: Suasana di Kawasan Cirebon tampak cerah dan panas, kemarin. Namun, pihak BMKG memprediksi musim hujan di Cirebon akan datang lebih awal sehingga masyarakat diimbau waspada. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan di wilayah Cirebon akan datang lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kertajati, Dyan Anggraini mengungkapkan, sebagian wilayah Cirebon bagian tengah sudah mulai memasuki musim hujan sejak Dasarian I hingga III September 2025, atau pada rentang 10–30 September.

Sementara itu, daerah lain seperti Cirebon bagian barat dan pesisir diperkirakan baru diguyur hujan pada Oktober 2025.

Baca Juga:Pengurus PBFI Kota Cirebon Resmi Dilantik, Ini Targetnya Untuk Kota CirebonPanpilwu di Indramayu Sudah Dibentuk, Apa Tahapan Selanjutnya? Simak Ulasannya Berikut Ini!

“Berdasarkan analisis, musim hujan kali ini maju sekitar dua hingga tiga dasarian, atau hampir satu bulan lebih awal dibandingkan rata-rata klimatologis 30 tahun terakhir,” ujar Dyan kepada Radar Cirebon, kemarin.

Ditambahkannya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor dinamika atmosfer dan laut.

Suhu muka laut di perairan Indonesia saat ini berada pada kondisi netral hingga hangat sehingga menambah pasokan uap air.

Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dengan nilai -1.2, aktifnya angin baratan atau Monsun Asia, serta pergeseran posisi Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ke selatan turut mempercepat datangnya musim hujan.

“Dengan kombinasi faktor itu, musim hujan di Cirebon diprakirakan akan lebih basah dari biasanya. Sebagian besar zona musim di Jawa Barat, termasuk Cirebon, berpotensi mengalami hujan dengan sifat atas normal. Puncaknya diperkirakan terjadi mulai Oktober 2025 hingga Januari 2026,” jelasnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi dampak musim hujan yang lebih cepat dan lebih basah, terutama risiko banjir di kawasan rawan.

Dyan juga mengingatkan agar petani menyesuaikan pola tanam dengan kondisi cuaca agar tidak mengalami kerugian. (awr)

0 Komentar