Jurus Wiralodra: Menyulap Sampah Jadi Berkah dan Cuan Berlimpah

Bank Sampah Wiralodra
DAUR ULANG: Ketua Bank Sampah Wiralodra, Matori, sedang mengolah sampah plastik menjadi lempengan yang nantinya diubah menjadi kerajinan bernilai ekonomis, kemarin. FOTO: ANANG SYAHRONI / RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Mayoritas masyarakat di Indonesia, bahkan dunia, masih menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna, kotor, dan bau.

Padahal, jika dikelola oleh tangan yang tepat, sampah justru bisa membawa berkah bernilai ibadah karena turut menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus menjadi ladang cuan sebagai sumber penghidupan ekonomi keluarga.

Seperti yang dilakukan oleh sekelompok warga di Desa/Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, yang berhasil mengelola sampah organik dan anorganik secara terpadu. Kelompok ini menamakan diri mereka Wilayah Masyarakat Pengelolaan Daur Ulang Sampah, disingkat Wiralodra.

Baca Juga:Pengurus PBFI Kota Cirebon Resmi Dilantik, Ini Targetnya Untuk Kota CirebonPanpilwu di Indramayu Sudah Dibentuk, Apa Tahapan Selanjutnya? Simak Ulasannya Berikut Ini!

Uniknya, nama “Wiralodra” diambil dari tokoh pendiri Kabupaten Indramayu. Nama ini menjadi simbol sekaligus tanggung jawab moral kelompok tersebut dalam menjaga lingkungan sebagai warisan dari para leluhur.

Di atas lahan seluas 4.000 meter persegi, setiap pagi para anggota Bank Sampah Wiralodra sibuk melakukan aktivitas daur ulang: mulai dari mengumpulkan, memilah, hingga mengolah sampah.

Sampah plastik diubah menjadi lempengan plastik yang kemudian dijadikan produk turunan bernilai ekonomis, seperti souvenir dan furniture.

Sementara itu, sampah organik diolah menjadi pakan maggot atau larva lalat tentara hitam (BSF).

Maggot ini digunakan sebagai sumber protein tambahan bagi ayam petelur yang juga dikembangkan di lokasi yang sama sejak 2023.

“Sejak tahun 2016, awalnya kami hanya mendirikan bank sampah bernama Widara, sesuai ikon Desa Balongan yang banyak ditumbuhi pohon widara. Kegiatannya hanya mengumpulkan dan memilah sampah untuk dijual,” ujar Matori, Ketua Bank Sampah Wiralodra, saat ditemui di lokasi, kemarin.

Seiring waktu, kegiatan bank sampah ini terus berkembang. Pada 2019, Bank Sampah Widara resmi bermetamorfosis menjadi Bank Sampah Wiralodra, dan mulai mengembangkan pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot terintegrasi dengan peternakan ayam petelur.

Kini, setiap minggu mereka mampu mengolah hingga 80 kilogram sampah organik.

Baca Juga:Target Kemiskinan Ekstrem Nol Persen di 2026, Pemerintah Perkuat Kolaborasi untuk Integrasi Bansos Skor Tottenham vs Wolves: 1-1, Ternyata Liga Inggris Sangat Ketat!

Meski sukses mengelola sampah organik, Matori mengakui bahwa pengolahan sampah plastik sempat menjadi tantangan.

Sampah plastik hanya dikumpulkan dan dijual ke pengepul, sehingga keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.

Namun, sejak 2023, kondisi ini berubah. Bank Sampah Wiralodra menjadi mitra binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan, melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

0 Komentar