Ternyata Begini Cita Rasa Serabi Gupak yang Populer di Karangsinom Kandanghaur, Indramayu

Warung Serabi Gupak
MAKIN POPULER: Warung Serabi Gupak yang ada di Desa Karanganyar Blok Karangsinom Kecamatan Kandanghaur, Indramayu jadi populer. FOTO: BURHANUDIN/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Cita rasa dari Serabi Gupak seolah menolak tergerus oleh zaman. Kue tradisional Indramayu ini dinilai oleh masyarakat sebagai salah satu kue yang memiliki cita rasa identik. Popularitas Serabi Gupak akhir-akhir ini kembali melonjak lantaran digitalisasi yang semakin masif.

Kue berbahan dasar tepung, daun pandan dengan kuah santan dan gula merah ini, dimasak menggunakan tungku dan bahan bakar kayu.

Salah satu warung Serabi Gupak yang populer adalah warung milik Warsinih (54), terletak di Desa Karanganyar Blok Karangsinom Kecamatan Kandanghaur, persis di pinggir Jalan Raya Kandanghaur-Gabuswetan.

Baca Juga:Mikel Arteta Dapat Pujian: Punya Mental Juara, Menang Dramatis Atas NewcastleKunjungi Indramayu, Mendikdasmen Lakukan Revitalisasi Sekolah sebagai Momentum Peningkatan Mutu Pendidikan

Popularitas warung tersebut membuat Silvie Nailil Huda (23), seorang warga Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur, merasa terpanggil untuk mencobanya. Ia mengaku sudah merasakan cita rasanya sejak tahun 2021, dan masih membelinya hingga saat ini.

Menurutnya, rasa manis dan gurih dari kuah santan serta gula merah membuat Serabi Gupak berbeda dengan serabi pada umumnya.

Selain cita rasa, jaraknya yang terbilang dekat dari tempat tinggalnya juga menjadi alasan kenapa Silvie masih membelinya di tahun 2025 ini.

“Suka karena rasanya enak, teksturnya lembut, kuah santan sama gulanya juga banyak, dan harganya masih terjangkau,” katanya kepada Radar Indramayu, saat ditemui ketika membeli Serabi Gupak di Karangsinom, Selasa, 30 September 2025.

Lantas, kenapa dinamakan Serabi Gupak? Menurut Warsinih, gupak adalah bahasa Indramayu yang maknanya bermain lumpur.

“Jadi, serabinya gupak di kuah santan dan gula merah. Kebetulan kuahnya itu terlihat seperti lumpur,” ujar Warsinih kepada Radar Indramayu.

Warsinih berjualan Serabi Gupak sejak 2017. Saat ini, satu porsinya diberi harga Rp6 ribu saja. Di hari biasa, Warsinih bisa mendapatkan omset hingga Rp200 ribu. Sedangkan di bulan-bulan tertentu seperti bulan Safar, ia bisa mendapatkan Rp2 juta dalam satu hari.

Baca Juga:Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Minta Biro Travel Kooperatif Musim Hujan di Cirebon Diprediksi Tiba Lebih Awal, BMKG Minta Warga Waspada Banjir

“Kalau bulan Bala (Safar) banyak yang pesan, biasanya untuk syukuran atau sedekahan,” kata dia.

Karena cita rasanya sudah diakui masyarakat, ia berharap bisa mengangkat nama Serabi Gupak, sehingga makin banyak yang membuat kue tradisional yang satu ini di berbagai daerah di Indramayu. (han)

0 Komentar