INDRAMAYU – Tim ekspedisi dari Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil melaksanakan ekspedisi ilmiah bertajuk konservasi dan oseanografi di gugusan Pulau Biawak, Indramayu.
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, dari 19 hingga 22 September 2025, dengan nama resmi “OCEANEXT” (Oceanography and Marine Ecosystem Expedition).
Ekspedisi dipimpin oleh Donny J Prihadi PhD, dengan tujuan utama untuk memantau kondisi oseanografi, di kawasan konservasi Pulau Biawak. Selain itu, juga menganalisis peran terumbu karang sebagai penyimpan karbon dalam konteks perubahan iklim.
Baca Juga:Real Madrid, Bayern Munchen, hingga Atletico Madrid Pesta Gol di Liga Champions RoundupIngatkan Petani, PPL Larang Penggunaan Jebakan Listrik untuk Atasi Hama Tikus
Menurut Donny, pemantauan di wilayah ini telah dilakukan Unpad sejak 2011. Namun sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, dan baru kembali dilaksanakan tahun ini.
OCEANEXT melibatkan dua tim utama. Yaitu Tim Terumbu Karang dan Tim Oseanografi. Tim Terumbu Karang dipimpin oleh Dr (Cand) Syawaludin A Harahap, dengan anggota Donny J Prihadi PhD dan Umar Abdurrahman MSi.
Penelitian yang mereka lakukan berjudul “Studi Kapasitas Penyimpanan Karbon Ekosistem Terumbu Karang di Era Perubahan Iklim”, yang didanai oleh skema penelitian BIMA-KEMDIKTISAINTEK 2025.
“Kami fokus menganalisis kondisi tutupan terumbu karang dan potensinya dalam menyimpan karbon di Pulau Biawak dan Pulau Gosong. Kajian seperti ini masih jarang dilakukan, karena umumnya penelitian karbon lebih banyak difokuskan pada ekosistem mangrove dan lamun,” ujar Syawaludin.
Ia juga menambahkan bahwa riset ini diharapkan dapat mendukung kebijakan pengelolaan terumbu karang sebagai penyerap karbon.
Sebanyak tujuh mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan turut terlibat dalam riset ini sebagai bagian dari penyelesaian tugas akhir mereka.
Sementara itu, Tim Oseanografi dipimpin oleh Noir Primadona Purba PhD, dengan anggota Tsanny Krishna Ramadhan SSi, M Hafidz Ilmi SKel, dan Chando Bona SKel. Mereka mengusung riset berjudul “Kit Sistem Pemantauan Kelautan Berkelanjutan: Integrasi Sensor Multi-Parameter untuk Analisis Perubahan Iklim di Pantai dan Kawasan Konservasi Perairan (CLIMBOX V1.5)”.
Baca Juga:Jelang Balapan MotoGP di Mandalika, Valentino Rossi Ikut Dalam Peluncuran Livery BaruPastikan Tahapan Pilkades Serentak Digital di Indramayu Berjalan Lancar
Noir menjelaskan bahwa selain pengukuran parameter oseanografi, timnya juga memasang alat pemantauan CLIMBOX V1.5 di dermaga Pulau Biawak.
“Alat ini dapat mengukur berbagai parameter fisis, atmosfer, dan biogeokimia secara near real-time menggunakan konsep Internet of Things (IoTs),” ujarnya.