RADARCIREBON.ID – Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2025, menjadi momen penting untuk kembali meneguhkan komitmen melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Di Cirebon, salah satu karya yang turut memperkaya khazanah batik Nusantara adalah motif batik Patalunan, hasil kreasi masyarakat Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun.
Motif ini lahir dari gagasan kreatif warga yang berupaya menghadirkan corak batik bernuansa lokal sekaligus sarat makna filosofis.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Cirebon Girang, Lukki Luthfi Lukmana, menjelaskan bahwa Patalunan sendiri merupakan sebuah kawasan dataran tinggi di wilayah Talun yang sejak lama menyimpan banyak cerita masa lampau.
Baca Juga:Groundbreaking PLTS Terapung SagulingSMA Santa Maria 1 Cirebon Tunjukkan Mental Juara
Dari kawasan inilah lahir beberapa ikon utama yang kemudian dituangkan ke dalam motif batik, yaitu kebo bule dongkol karone, wiwitan jati, dan sarang manuk manyar.
Menurutnya, ikon-ikon tersebut bukan sekadar hiasan visual, melainkan refleksi dari jejak kehidupan masyarakat setempat di masa lalu.
“Motif batik Patalunan itu, inspirasi utamanya memang berasal dari apa yang ada di sekitar Talun ini. Terutama alam dan situs-situs bersejarah yang ada di sini,” ungkapnya.
Ikon kebo bule dongkol karone misalnya, kata Lukki, menggambarkan sepasang kerbau unik dengan tanduk mengarah ke bawah, yang dalam tradisi lisan setempat diyakini hanya ada di Tegal Patalunan.
Sementara itu, corak wiwitan jati merujuk pada hamparan pohon jati besar yang dahulu banyak tumbuh di kawasan tersebut.
Adapun sarang manuk manyar menjadi simbol siklus kehidupan yang erat kaitannya dengan petilasan dan pohon-pohon tua yang mengelilingi wilayah Patalunan.
Beberapa corak utama itu akhirnya menjadi pembeda batik Patalunan dari batik-batik lain yang berkembang di Cirebon. Corak lokal yang digali dari alam dan sejarah desa diolah kembali dengan teknik modern sehingga menghasilkan karya yang bisa diterima masyarakat luas.
Baca Juga:Cordela Hotel Cirebon menghadirkan Makan Siang All You Can Eat Hanya Rp50 Ribu Disnaker Gelar Konsultasi Produktivitas untuk Perusahaan
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2021, batik Patalunan berkembang cukup pesat.
Awalnya hadir melalui teknik printing, kini produk tersebut semakin beragam dengan sentuhan kreatif para perajin lokal.
Pendaftaran hak cipta dan sertifikasi resmi juga telah dilakukan agar batik ini mendapat perlindungan hukum, sekaligus menjadi jaminan mutu bagi konsumen.