Diungkap Brian, uang sebesar itu kemudian ditransfer ke 15 rekening penampung. Walaupun senyatanya, 15 rekening itu semua bermuara kepada rekening milik pelaku.
Mengapa para nasabah tidak segera curiga? Dijelaskan Brian, untuk menutupi perbuatannya, pelaku memberikan iming iming. Secara rutin memberikan cashback kepada 17 nasabah. Nilai akumulasi cashback yang diberikan kepada para nasabah sebesar Rp 5.150.000.000 (lima miliar, seratus lima puluh juta rupiah).
Aksi kejahatan pelaku diketahui ketika beberapa nasabah prioritas akan melakukan penarikan dana. Kata para nasabah, dana itu sebelumnya disampaikan ada di dalam rekening “Program Tanda Mata”.
Baca Juga:Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung, Diduga yang Kabur dari Lembang Park ZooBermula dari 2 Sosok Ini, Lahirnya Nama Indramayu
Ketika dicek, rekening tersebut tidak ada. Ternyata, 17 nasabah itu tidak memiliki rekening lain, selain hanya rekening prioritas.
Pihak bank langsung melakukan audit internal, setelah mengetahui hal tersebut. Audit itu dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Internal tanggal 29 September 2025.
Dalam laporan audit itu menunjukkan, para nasabah mengalami kerugian mencapai Rp 9.475.000.000 (sembilan miliar, empat ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Pihak bank pun melakukan penggantian kepada para nasabah sebagai bentuk tanggungjawab. Menurut Brian, bank harus harus menjamin keamanan dana nasabah. Sebab, bank itu merupakan peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lalu di mana kerugian negaranya? Diuraikan Brian, karena bank milik pemerintah tersebut merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kerugian yang diderita bank pemerintah tersebut adalah masuk kategori kerugian keuangan negara.
Menurut Kasi Humas Kejari Kuningan, Wawan Gusmawan, pelaku diduga menggunakan uang sebesar itu untuk memenuhi gaya hidupnya. Pelaku dikenal hidup mewah, tidak seperti pegawai bank pada umumnya.
“Dipakai buat kepentingan pribadi, gaya hidup. Tapi intinya untuk kepentingan pribadi. Gaya hidup dia gun ta-ganti mobil,” ujar Wawan.
Kabar yang dia terima, pelaku itu memiliki motor harley, “Ketika sudah dapat kasus mungkin harleynya dijual,” ungkapnya.
Baca Juga:Rumah Mewah Sulit Laku, Namanya Liquidity Trap, Ada 3 Hal yang Mempengaruhi Korsleting Listrik, Sepeda Motor Terbakar di Klangenan Cirebon
Biasanya, kata Wawan lagi, pelaku juga pakai mobil Mercy. “Gaya hidupnya memang tidak seperti pegawai bank pada umumnya. Gaji Rp 10 juta masa beli harley dan marcy,” tutur Wawan.