Pendapatan Tukang Bangunan Lumayan Tinggi, Tapi Tak Pernah Naik Kelas, Ini Penyebabnya

upah harian tukang bangunan
Upah harian tukang bangunan cukup tinggi. Tetapi jarang yang bisa naik kelas. Foto: Demix/tangkapan layar - radarcirebon.id
0 Komentar

Karena posisinya yang lemah, mereka ini rentan dalam segi apapun. Misalnya tak ada jaminan keselamatan kerja dan bisa dipecat kapan saja.

2. Jumlah tanggungan

Ada riset yang dilakukan akun itu. Salah satu alasan paling banyak mengapa kuli itu susah naik kelas atau penghasilannya tak cukup, karena mereka punya tanggungan. Apalagi jika tanggungannya hingga 2 anak.

Mengapa tak cukup? Dalam riset itu dijabarkan penghasilan tukang tak cukup untuk menanggung 2 anak. Penyebabnya karena kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah mahal. Maka pendapatan dari tukang tak bisa menutupi kebutuhan sehari-hari mereka.

3. Kemiskinan struktural

Baca Juga:Selingkuh Finansial, Punya Uang Simpanan Tak Diketahui Pasangan, Begini Cara MengatasiNasib Sial Macan Tutul Asal Kuningan, Harus Terlunta-Lunta di Wilayah Bandung

Alasan lainnya karena kemiskinan struktural. Simpelnya, kuli ini susah naik kelas bukan kurang kerja keras, tapi karena sistem ekonomi sosial yang tak adil di Indonesia.

Bahkan tukang kuli bangunan ini menjadi korban pertama ketika ekonomi sedang lesu. Juga, ketika kuli banyak yang menganggur, itu menjadi indikator jika ekonomi lagi tak baik-baik saja.

Jika sudah seperti ini, apakah tak ada solusi dari masalah-masalah di atas? Menurut akun itu, solusinya lumayan berat. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Menabung

Tak ada cara lain selain menabung. Cara ini juga berlaku buat yang bekerja di sektor informal lainnya. Karena rentan, menjadi wajib mempertebal tabungan. Kuncinya, pastikan pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran.

2. Ajari pendidikan ekonomi kepada keluarga

Ada penelitian yang mengungkap, pentingnya pendidikan ekonomi kepada keluarga. Caranya bisa dengan penjelasan verbal atau dengan berbagai contoh. Tujuannya agar keluarga, khususnya anak, bisa lebih mengerti mengelola uang yang terbatas.

0 Komentar