“Jadi kalau kita lihat pada saat itu (olah TKP, red), yang lebih kaku itu adalah yang perempuan atau yang anak (diduga meninggal lebih dulu, red). Kalau yang bapaknya itu masih belum kaku pada saat kita temukan. Namun sekali lagi, ini yang lebih tepat apabila ada pemeriksaan lebih dalam dari dokter,” tandasnya.
Seperti diketahui, M Sani dan anaknya Endang Sulasminingsih ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam kamar di rumah mereka di perumahan Pilang Sari Endah, Blok I, RT 001, RW 008, Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (4/10/2025).
Sani dan Endang diduga meninggal sudah lebih dari dua hari. Warga baru tahu setelah curiga lampu depan rumah menyala siang malam selama dua hari. Menurut Edi, Ketua RT setempat, pihaknya menaruh curiga karena lampu depan rumah menyala siang dan malam dalam dua hari terakhir.
Baca Juga:Hindari Masalah di Kemudian Hari, Bapemperda Mengenai Raperda RTRW Kota CirebonAnak Mantan Walikota Cirebon Curi Sepatu, Kasus Berakhir Damai
Edi akhirnya memanggil warga dan memberanikan diri memasuki rumah tersebut. Di dalam, mereka menemukan Sani berada di atas tempat tidur, sementara Endang berada di samping bawah tempat tidur. Awalnya, warga menganggap korban sedang tidur. Tetapi saat dicek, ternyata sudah meninggal dunia. Pihaknya langsung melapor ke Polsek Kedawung.
Data yang dihimpun Radar Cirebon, Sani memiliki lima anak. Dua sudah meninggal dunia. Sementara satu di Semarang, dan satu tinggal di Batam. Sedangkan Endang tinggal di Cirebon bersama sang ayah dan diketahui meninggal dunia pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Hal itu seperti disampaikan Sakti, Mandor Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. “Tinggal hanya berdua. Pak Sani sendiri sudah lama sakit,” kata Sakti kepada Radar Cirebon, Minggu (5/10/2025).
Adapun kehidupan korban, kata Sakti, di-support oleh anaknya di Semarang maupun Batam. Kerabat korban sendiri diketahui orang mampu. Sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup Sani dan Endang di Cirebon.
Kata Sakti, berkali-kali perangkat Desa Kedungjaya datang untuk memberikan bantuan sosial (bansos) ke Sani yang sudah sepuh. Namun, berkali-kali pula Sani menolak. “Kehidupan mereka biasa saja, hanya memang lebih tertutup saja. Memang benar sakit, sudah sepuh,” katanya.
