Poktan Sri Makmur III Kolaborasi Kembangkan Pertanian Organik di Kota Cirebon

Kelompok Tani Sri Makmur III Kabupaten Indramayu
KOLABORASI: Kelompok Tani Sri Makmur III Kabupaten Indramayu bersama Poktan Sipadu Kota Cirebon melaksanakan panen perdana pertanian ramah lingkungan, yang turut dihadiri DKPP Kota Cirebon dan BI KPw Cirebon. FOTO: IST / RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Keseriusan dalam mengembangkan pertanian ramah lingkungan (organik) guna memenuhi permintaan beras sehat di Jawa Barat terus ditunjukkan.

Kali ini, Kelompok Tani (Poktan) Sri Makmur III dari Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, menjalin kolaborasi dengan Poktan Sipadu dari Kota Cirebon.

“Saat ini, kami dari Poktan Sri Makmur III berkolaborasi dalam pengembangan pertanian organik di Kota Cirebon bersama Poktan Sipadu. Kerja sama ini juga sudah diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP),” ujar Ketua Poktan Sri Makmur III, Ayi Sumarna SP, Rabu (15/10).

Baca Juga:Pendaftaran Ditutup, Pilwu Masuk Tahap Penelitian Berkas Administrasi Bakal CalonCetak SDM Siap Bersaing Global, STIKes Indramayu Wisuda 168 Lulusan Hari Ini

Dalam kolaborasi ini, Poktan Sri Makmur III berperan dalam memberikan demplot pupuk organik, pendampingan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pertanian organik, serta menjamin kepastian pemasaran hasil panen. Hal ini dilakukan agar para petani tidak lagi khawatir terhadap ketersediaan pasar.

“Hasil panen akan kami beli dengan harga yang telah disepakati. Proses pembelian dan pemasaran ini juga diawasi oleh DKPP Kota Cirebon dan Bank Indonesia KPw Cirebon. Kebetulan tadi pagi kita juga melaksanakan panen perdana bersama yang dihadiri langsung oleh pihak DKPP dan BI,” jelas Ayi.

Di Kota Cirebon, kolaborasi pertanian organik ini dikembangkan di lahan seluas 9 hektare dengan potensi produktivitas panen mencapai 7,4 ton per hektare.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat pertanian berkelanjutan di perkotaan. Poktan Sri Makmur III sendiri telah menjadi mitra dalam berbagai program, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon.

“Kalau di Indramayu, khususnya di Desa Krasak, saat ini kami sudah memiliki sekitar 30 hektare lahan pertanian yang tersertifikasi organik.

Pasar untuk beras sehat atau beras organik ini masih sangat terbuka karena semakin banyak masyarakat yang sadar dan mulai beralih mengonsumsi produk ini,” kata Ayi.

Ayi juga berharap, kolaborasi ini dapat menjadi contoh agar semakin banyak kelompok tani di Jawa Barat mulai bergerak ke arah pertanian berkelanjutan. Menurutnya, pertanian organik tidak hanya menghasilkan pangan yang sehat, tetapi juga menjaga kesuburan lahan dalam jangka panjang.

0 Komentar