RADARCIREBON.ID – Sebutannya Goa Jepang. Padahal nama aslinya adalah Bungker Tjigasong. Bagunan ini merupakan salah satu jejak sejarah kolonial yang ada di Kabupaten Majalengka.
Bangunan ini, dulu digunakan oleh Belanda untuk mengawasi pergerakan politik lokal. Terutama pergerakan aktivis Serikat Islam (SI) dan KH Abdul Halim yang ada di Majalengka.
Seperti diketahui, SI merupakan organisasi massa yang didirikan oleh H Samanhudi, di Surakarta. Pada tahun 1905 berganti nama menjadi Sarekat Dagang Islam (SDI).
Baca Juga:Polresta Cirebon Razia Minuman Keras, Puluhan Botol DisitaDiduga Balap Liar Kecelakaan di Jl By Pass Cirebon, Pengemudi Motor Tewas Tabrak Truk Boks
Mulanya, SDI bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi pedagang pribumi terhadap monopoli pedagang Tiongkok. Namun, organisasi ini berkembang menjadi gerakan politik rakyat pribumi melawan penjajahan.
Sementara itu, SI atau SDI di Majalengka, tak dapat dipisahkan dengan sosok KH Abdul Halim. Dia merupakan seorang tokoh yang mendirikan Perserikatan Ulama pada tahun 1918 di Majalengka.
Organisasi ini terus berkembang dan fokus pada pendidikan dan ekonomi. Dan organisasi ini, setelah kemerdekaan, melebur menjadi cikal bakal berdirinya Persatuan Umat Islam (PUI).
Agar pergerakan KH Abdul Halim tersebut bisa diawasi, maka Belanda membangun bungker di Cigasong. Letaknya di sebelah timur Sungai Cibuduk. Lokasi itu sekarang tepat berada di bawah jembatan di sebelah timur Kompleks Kodim 0617 Majalengka.
Kompleks Kodim tersebut, dulunya merupakan Tangsi KNIL Belanda. Bungker di dekat Tangsi tersebut dibangun antara tahun 1910 hingga 1920 oleh pemerintah Hindia Belanda.
Bungker tersebut dibangun oleh Belanda tujuannya memang untuk pertahanan bawah tanah. Bangunan yang kokoh ini ada 2 unit. Dengan ruang utama seluas 5 meter persegi. Memiliki pintu yang sangat kokoh dari plat besi.
Bangunan ini terkenal menjadi Goa Jepang. Hal itu lantaran pengelolaannya pernah diambil alih dan dimaksimalkan fungsinya oleh tentara Nipon ketika menduduki Majalengka.
Baca Juga:Cirebon Bisa Belajar dari Bantul, Tak Hanya Kejar PAD, Tata Ulang Retribusi Wisata demi PDRBPermohonan Maaf Trans7 Usai Ramai Seruan Boikot Pasca Tayangan Xpose Uncensored
Pada masa Jepang, bunker ini tidak hanya menjadi pertahanan. Bungker ini juga berfungsi sebagai gudang logistik, tempat persembunyian, hingga markas komando.
Tak hanya pada masa Jepang, Bunker Tjigasong inj dimanfaatkan oleh para pejuang pada Era Revolusi Kemerdekaan (1945-1949). Kala itu, bungker ini menjadi tempat pertahanan penting bagi Pejuang Indonesia melawan tentara NICA Belanda.