RADARCIREBON.ID – Bisa jadi ini adalah ironi. Tapi faktanya lulusan Strata 2 (S2) di Indonesia banyak yang terjun dalam bisnis Food and Beverage (F&B). Padahal seharusnya F&B itu binis para lulusan setera SMA.
Hal ini seperti dikeluhkan akun Arjuna Sky Kok di media sosial X, belum lama ini. Banyak dari temannya yang lulusan S2, saling promosi bisnis mereka. Tapi yang mengejutkan, 95% bisnis mereka alumni S2 itu adalah F&B.
“Bagaimana kita bisa bersaing dengan Tiongkok kalau lulusan S2 bisnisnya F&B melulu,” tanya akun itu.
Baca Juga:KDM Klarifikasi ke BI Soal Deposito Rp4,1 T yang Disebut Purbaya: Jadi Uang yang Diendapkan Tidak AdaKDM Cecar Sekda Jabar Soal Deposito Rp4,1 Triliun yang Disebut Purbaya
Seharusnya, lanjut akun itu, di zaman teknologi, mereka bisa membikin bisnis AI agent, AI eval, AI infra observability, AI voice agent, stablecoin, MCP, dan yang lainnya.
Jika lulusan SMA mikirnya bikin bisnis F&B, menurutnya tidak ada masalah. Tapi kalau lulusan S2, merupakan problem tersendiri.
Untuk diketahui, yang dimaksud F&B adalah singkatan dari Food and Beverage. Hal tersebut merujuk pada bisnis atau industri yang bergerak di bidang penyediaan makanan dan minuman.
Industri ini mencakup banyak jenis usaha. Seperti warung makan, kafe, dan restoran. Bahkan hingga layanan catering dan room service di hotel.
Keluhan akun Arjuna Sky Kol, langsung ditanggapi oleh akun konsultan keuangan dan bisnis “100 Juta Pertama”. Menurutnya, jangankan untuk bersaing dengan China, lulusan S2 di Indonesia masih harus bersaing dengan lulusan S1 dalam mencari pekerjaan.
Dijelaskannya, dalam keadaan seperti sekarang ini, sebaiknya membuka usaha apa saja, asalkan perputaran uangnya cepat dan bisa terhindar dari kebangkrutan. Termasuk di antaranya bisnis F&B.
Apalagi, ungkapnya, orang Indonesia banyak yang suka jajan. Jadi bisnis F&B kelihatannya lebih cuan dan lebih cepat balik modal. Apalagi jika dibandingkan dengan mengkoding AI
Baca Juga:Purbaya ke Dedi Mulyadi soal Deposito Rp4,1 Triliun: Jadi Dia Debat sama Dirinya SendiriPurbaya Yudhi Sadewa Sebut Jabar Simpan APBD Rp4,17 Triliun dalam Bentuk Deposito, KDM Membantah
Lulusan S2 banyak ke F&B, lanjutnya, ternyata alasannya sangat simpel. Selain perputaran uangnya lebih cepat, juga marginnya bisa 40 persen dari tiap produk yang dijual.