Ada lagi, tegasnya, faktor pasar merupakan hal yang sangat menggoda. Misalnya nongkrong dan kerja di kafe sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan tersebut terjadi baik di kota besar maupun kota kecil.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, belanja makanan dan minuman itu bisa mencapai 35% dari total pengeluaran rumah tangga.
Dijelaskan, selain pasarnya yang sedang ramai, ada faktor fundamental yang membuat orang lebih memilih berbisnis itu. Karena memang lulusan S2 banyak yang bekerja tak sesuai dengan bidangnya. Penyebabnya karena gaji tak sebanding dengan pendidikan.
Baca Juga:KDM Klarifikasi ke BI Soal Deposito Rp4,1 T yang Disebut Purbaya: Jadi Uang yang Diendapkan Tidak AdaKDM Cecar Sekda Jabar Soal Deposito Rp4,1 Triliun yang Disebut Purbaya
Data BPS menyebutkan ada 62% pekerja di Indonesia, bekerja di luar bidangnya. Di antara penyebabnya karena teknologi, manufaktur, dan jasa modern belum tumbuh secepat pertambahan tenaga kerja berpendidikan.
Akhirnya mereka mencari jalan pintas. Membuka usaha apa saja, termasuk F&B hanya sekadar untuk bisa bertahan hidup.
Bagi para pebisnis F&B, akun itu mengingatkan jika bisnis ini gampang ditiru. Atau, survival rate industri ini cukup rendah. Sekitar 60% UMKM kuliner tutup dalam 3 tahun pertama.
Banyak faktor penyebabnya. Namun yang gampang terlihat mata adalah persaingan yang super ketat. Juga karena kenaikan bahan baku dan mahalnya sewa tempat.