RADARCIREBON.ID- Belasan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Kesenden, Kota Cirebon, mengalami kecarunan diduga berasal dari menu dari program MBG (makan bergizi gratis). Peristiwa dugaan keracunan MBG itu terjadi pada Rabu (22/10/2025). Hingga Kamis (23/10/2025) masih diinvestigasi. Dinkes Kota Cirebon pun sudah mengirimkan sampel makanan ke Labkesda Jawa Barat untuk diuji.
Data yang dihimpun Radar Cirebon, sedikitnya ada 13 siswa yang mengalami keracunan diduga dari menu MBG. Mereka dari Kelas III dan IV. Kabar itu pun didengar oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini. Kemarin, Kadini meninjau SDN Kesenden untuk mengecek kebenarannya.
“Kami ke SD Negeri Kesenden karena dapat kabar bahwa di sini ada yang keracunan. Saya konfirmasi ke kepala sekolah dan SPPG juga,” papar Kadini saat ditemui di SDN Kesenden.
Baca Juga:Disdik Jabar Sebut Tetap Jalan, Termasuk Barak MiliterKDM dengan Segala Titahnya di Dunia Pendidikan, Heboh di Awal, Hilang Arah di Ujung
Dari penelusuran Kadini, diketahui bahwa memang adanya peristiwa siswa yang mengalami sakit perut diduga keracunan menu MBG. “Katanya cuman mules doang. Ini masih dalam tahap investigasi. Nanti ketua Satgas menyampaikan seperti apa hasil investigasinya. Saya sendiri belum bisa menyampaikan hasilnya seperti apa,” jelas Kadini.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Siti Maria Listiawaty mengatakan peristiwa itu diduga keracunan pangan yang berkaitan dengan konsumsi MBG. Namun, pihaknya masih belum bisa menjelaskan penyebab pastinya.
“Dugaan karena keracunan pangan yang berkaitan dengan konsumsi MBG. Tetapi belum bisa dipastikan apakah karena adanya pertumbuhan bakteri, jamur, atau mikroba di dalam pangannya. Atau karena memang adanya intoleransi,” terangnya.
Ia juga menyampaikan menu MBG yang telah dimakan oleh anak-anak seperti nasi goreng jagung, chicken katsu, tempe tepung, tumis bokchoy, dan susu rasa strawberry.
“Kalau dilihat tampilan menu menarik. Memang dalam komposisinya, kandungan lemaknya lumayan tinggi. Yang makan di SD Negeri Kesenden itu ada 127 anak dan yang bergejala 13 anak. Jadi, apakah ini karena intoleransi terhadap lemak atau mungkin anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang sedang kurang baik,” ungkapnya.
dr Siti Maria Listiawaty juga menerima laporan bahwa memang ada satu anak yang sampai sore hari timbul demam dan dirujuk ke rumah sakit. Namun, katanya, cukup sampai IGD yang kemudian pulang atau hanya berobat jalan. “Itu ternyata memang dari semalam tidak makan, pagi harinya saat diminta untuk sarapan, katanya nanti saja nunggu MBG. Nah ternyata mungkin dalam kondisi tubuh yang sudah dua kali waktu makan terlewati,” ujarnya.
