Pakar Hidrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Lambok M Hutasoit menjelaskan alasan air pegunungan kerap kali dipilih sebagai sumber air oleh industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dibandingkan air dari tanah biasa.
“Batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam, tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain,” kata Prof Lambok di Jakarta.
Lambok mengatakan alasan utama yakni tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi. Meski air tanah sering mengandung mineral, tidak semua mineral itu baik, seperti kandungan kromium VI yang sangat beracun.
Baca Juga:Selidiki Anggaran yang Diendapkan, KDM Datang ke BPKKA Purwojaya yang Anjlok di Stasiun Kedunggedeh Bekasi Angkut 232 Penumpang
Oleh karenanya, air yang digunakan untuk AMDK harus dianalisis semua zat kimianya terlebih dahulu. Selain itu, kualitas air juga sangat bergantung pada lapisan batuan.
Dari berbagai jenis batuan, yang dianggap baik sebagai sumber air adalah batu pasir, kapur, dan gamping. Sementara batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar.
