Lini belakang rapuh menjadi salah satu faktor utama keberhasilan Barcelona meraih treble domestik di bawah Hansi Flick.
Untuk memperbaiki hal itu, Madrid melakukan perombakan besar di sektor belakang dengan mendatangkan Dean Huijsen, Alvaro Carreras, dan Trent Alexander-Arnold pada bursa transfer musim panas. Meski Alexander-Arnold harus absen, dua rekrutan lainnya tampil solid di laga besar ini.
Huijsen, yang baru pulih dari cedera, tampil tangguh berduet dengan Eder Militao, menahan serangan-serangan Barcelona di babak kedua dengan ketenangan luar biasa.
Baca Juga:Peran Santri Mengawal Peradaban Dunia, Ini Kata Kepala Kemenag IndramayuPersib Siap Jamu Persis Solo, Laskar Sambernyawa Berjuang Keluar dari Zona Merah
Sementara Carreras sukses membatasi pergerakan Lamine Yamal, yang hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran sepanjang pertandingan.
Dengan pertahanan sekuat ini, Madrid kini tampak kembali seperti tim yang siap bersaing merebut trofi besar. Pondasi yang dibangun Alonso mulai menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Ada yang menarik. Yakni, drama Vinicius Junior. Selain taktik dan hasil akhir, El Clasico kali ini juga menyisakan drama kecil.
Vinicius Jinior kembali menjadi sorotan, bukan karena aksinya di lapangan, tetapi karena emosinya.
Pemain asal Brasil itu tampak kesal saat digantikan oleh Rodrygo pada menit ke-72. Ia bereaksi keras, bahkan sempat menuju terowongan sebelum akhirnya kembali duduk di bangku cadangan.
Momen ini menandai adanya ketegangan kecil antara Vinicius dan Alonso. Sang pelatih tampak tenang dan tidak menoleh saat pemainnya melewati area teknis.
Usai pertandingan, Alonso menegaskan bahwa “tidak ada masalah” dengan Vinicius. Namun, jika insiden seperti ini terus berulang, hal tersebut bisa menjadi sumber gesekan internal yang berpotensi mengganggu keharmonisan tim.
Baca Juga:Disdukcapil Cirebon Ciptakan Modul Pintar untuk Tingkatkan LayananFajar/Fikri Tembus Final Keempat Musim Ini, Bidik Gelar Juara di French Open 2025
Meski demikian, kemenangan di Bernabeu ini menjadi lebih dari sekadar tiga poin. Pertandingan ini menandai dimulainya era baru Real Madrid di bawah kepemimpinan Xabi Alonso.
Era yang penuh keyakinan, keseimbangan, dan ambisi besar untuk kembali berkuasa di Spanyol. (net)
