Daerah Sepenting Cirebon Mesti Punya Museum yang Memadai

Kholdun Sholah, arkeolog muda asal Cirebon
ANAK MUDA CIREBON: Kholdun Sholah, arkeolog muda asal Cirebon yang sedang menyelesaikan S2 di Inggris. Foto: Ist
0 Komentar

Pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM) ditempuh tahun 2017-2022. Kholdun kemudian sempat bekerja selama 2 tahun. Dia kemudian mencoba mengajukan beasiswa S2 di School of Arts (SOAS) University of London yang ditempuh tahun 2024 – 2025. “Beasiswa dari SOAS, spesifik mencari arkeolog Asia Tenggara yang mendalami peninggalan Hindu- Budha. Jalannya saya dari situ. Beasiswanya spesifik,” katanya.

Di jenjang S2, Kholdun membahas mengenai arca logam. Penelitiannya membandingkan dengan artefak serupa di India dan China. “Temuannya, ternyata ada berita yang menyebutkan bahwa orang yang belajar Agama Hindu-Budha ada ke China, India dan sebaliknya,” ujar dia.

Penelitian dilakukan Kholdun terhadap arca logam di beberapa museum dunia, di Inggris, Belanda dan sebagainya.

ARKEOLOGI DAN KEHIDUPAN MANUSIA

Baca Juga:WOW! Tunggakan Ijazah SMK Swasta di Kota Cirebon Rp16 MiliarPolemik Test KID di Komisi I DPRD Kota Cirebon, Ada Masalah Etika, Salah Satu Harus Mundur

Kholdun berpendapat, arkeologi atau sejarah memang seperti tidak berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat. Tapi banyak aspek yang bisa berkaitan dengan arkeologi.

Misalnya cara makan, interaksi sosial, budaya, semua ada hubungan dengan masa lalu. Karena itu, arkeologi penting karena bisa lebih tahu identitas dan budaya kita sendiri.

PANDANGAN TERHADAP ARKEOLOGI DI CIREBON

Khusus mengenai Cirebon, Kholdun menyebut bahwa Cirebon menjadi tempat dari banyak peristiwa penting di masa lalu. Sayangnya, artefak dari Cirebon sendiri masih belum terwadahi dengan baik. “Langkah pertama yang bisa saya bayangkan adalah membangun museum yang memadai,” tuturnya.

Daerah yang sepenting Cirebon secara historis, sambung dia, justru tidak punya museum yang mumpuni. Padahal, Cirebon tidak kekurangan artefak atau benda bersejarah, hanya kurang ke pengelolaan saja.

Kendati demikian diakui Kholdun bahwa kadang kajian arkeologi di satu daerah tertentu sangat bergantung pada keberadaan perguruan tinggi di tempat itu. “Cirebon punya potensi secara budaya. Itu sangat penting. Jangan sampai nanti kita kehilangan ketika benda budaya tersebut hilang,” tandasnya. (*)

0 Komentar