Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait Satori

petani di periksa KPK terkait kasus Satori
Mastura (62), seorang petani asal Desa Jemaras Lor, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon di periksa KPK terkait kasus Satori. Foto: Cecep Nacepi/Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Nama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata cukup membuat jantung warga kecil berdegup kencang. Seperti yang dialami Mastura (62), seorang petani asal Desa Jemaras Lor, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.

Begitu menerima surat panggilan dari KPK, Mastura mengaku tak bisa tidur nyenyak. Bukan karena merasa bersalah, tapi lantaran bingung dan takut. Ia sama sekali tak memahami urusan hukum. Terutama terkait kasus yang melibatkan Satori, anggota DPR RI. Mastura diperiksa penyidik KPK di ruang Bayangkari, Mapolres Cirebon Kota (Ciko), Kamis (6/11/2025).

Pantauan Radar Cirebon, pemeriksaan kemarin berlangsung cepat. Mulai sekitar pukul 10.00 dan tuntas pukul 12.30 WIB. Rata-rata yang diperiksa adalah mereka yang pernah menjual motor ke anggota DPR RI Satori, tersangka dugaan korupsi dana CSR BI dan OJK.

Baca Juga:Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan Raih Gelar Doktor di UnairMKD Gelar Sidang Putusan Lima Anggota DPR, Sahroni yang Paling Berat

Salah satunya adalah Mastura. Ia awalnya mendapat panggilan KPK pada bulan lalu. Lokasi pemeriksaan saat itu di Jakarta. Mastura yang tidak paham hukum, juga keterbatasan dalam masalah ekonomi, akhirnya tidak memenuhi undangan KPK. Ternyata pada pekan ini, ia dipanggil lagi. Lokasinya tak lagi di Jakarta, tapi di Mapolres Ciko.

Mastura pun gelisah dan cemas hingga tak bisa tidur nyeyak. Ia merasa takut akan dilibatkan. “Beliau warga biasa, petani yang tidak mengerti apa-apa tiba-tiba dipanggil KPK. Sampai-sampai seminggu nggak bisa makan, nggak bisa tidur, kepikiran terus. Sampai saya kemudian ditelepon diminta untuk mendampingi. Jadi saya dampingi,” kata Sukaryadi, mantan anggota DPRD Kabupaten Cirebon yang ditemui Radar Cirebon saat mendampingi Mastura, kemarin.

Pemeriksaan terhadap Mastura sendiri berlangsung sekitar satu jam lebih. Terungkap bahwa Mastura pernah punya kendaraan bermotor merek Honda Scoopy, di mana BPKB-nya disita KPK karena diduga ada kaitan dengan Satori.

“Dia (Mastura, red) dimintain kejelasannya bahwa dia pernah menjual motor tersebut. Nah, Mastura menyatakan bahwa yang menjual motor itu anaknya ke bagian penjualan motor (showroom, red). Bukan ke Pak Satori,” papar Sukaryadi.

Di tempat yang sama, Perangkat Desa Jemaras Lor, Kecamatan Klangenan, Arifin, juga ikut mendampingi Mastura. Ia juga mengatakan bahwa Mastura pernah dipanggil oleh KPK untuk dimintai keterangan di Jakarta. “Dia meminta pendampingan lantaran ketakutan. Mastura ini tidak tahu menahu, sehingga dia merasa gelisah dan ketakutan. Tapi panggilan kedua ini karena di Polres Ciko, kami berusaha kooperatif,” terang Arifin.

0 Komentar