RADARCIREBON.ID — Mayoritas masyarakat Indonesia ingin program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilanjutkan. Hal ini terungkap dalam survei nasional yang dirilis lembaga Indikator Politik Indonesia.
“Sebanyak 61 persen responden menginginkan program MBG dilanjutkan,” kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo, pada Rilis Temuan Survei Nasional: Evaluasi Publik Setahun Kinerja Pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Hendro menambahkan, angka dukungan publik yang tinggi ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat merasakan manfaat nyata dari program MBG.
Baca Juga:Guru Tak Boleh Tampar Siswa, KDM Minta Lakukan Hal IniTol Getaci Dibangun Tahun 2026, Dua Kali Panjang Tol Cipali, Terpanjang di Indonesia
“Dari hasil penelitian, ada lima alasan terbesar masyarakat ingin MBG dilanjutkan,” kata dia.
Kelima alasan terbesar itu, yakni bisa meringankan beban orang tua; secara umum program sudah berjalan baik; agar anak-anak mendapatkan gizi yang baik; membantu masyarakat; dan membantu anak-anak yang kurang mampu.
Program MBG menjadi salah satu kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan fokus utama pada pemenuhan gizi anak-anak usia sekolah dan kelompok rentan.
Program ini dirancang untuk memastikan generasi muda Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan produktif, sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia.
Hendro mengatakan dampak nyata dari program tersebut juga sudah mulai dirasakan secara luas oleh masyarakat. Sebanyak 34 persen dari 75 juta keluarga di Indonesia sudah menerima manfaat MBG.
“Artinya, lebih dari 24 juta keluarga mengaku sudah menerima MBG. Jadi, jumlah penerima manfaatnya besar sekali,” kata dia.
Survei ini dilakukan pada 20 hingga 27 Oktober 2025, persis satu tahun masa pemerintahan Prabowo. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah.
Baca Juga:KDM Prihatin Matematika Siswa SMP Lemah, 1 x 5.000 = 7.000BREAKING NEWS: Kecelakaan di Jl By Pass Cirebon, Korban Tabrak Lari Meninggal Dunia
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.220 orang.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Dan kontrol kualitas hasil wawancara dilakukan secara random sebanyak 20 persen dari total sampel oleh supervisor. “Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti,” kata Bawono. (*)
