Investasi di Jabar Tumbuh tapi Pengangguran Malah Meningkat

Investasi Tumbuh tapi Pengangguran Malah Meningkat
Data realisasi investasi Jabar triwulan III 2025 tembus di angka Rp77,1 triliun. Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat pada Agustus 2025 mencapai 6,77 persen. Foto: Ilustrasi/Radar Cirebon.
0 Komentar

“Penyerapan tenaga kerja malah banyak didorong dari sektor perdagangan, pertanian dan makan minum. Sektor industri ini terbesar tapi daya ungkit tenaga kerjanya rendah sekali,” imbuhnya.

Menurut Acuviarta, sektor industri saat ini memang telah cukup berkembang. Tidak sedikit tenaga kerja di sektor itu mulai digantikan dengan mesin. “Sekarang sektor industri cenderung padat modal. Misal industri kendaraan bermotor, tapi industri tekstil atau alas kaki nampaknya kian lesu,” tuturnya.

Anomali berikutnya juga di sektor konstruksi. Sektor ini juga terbilang berkontribusi besar dalam perekonomian Jabar. Kontribusi PDRB-nya ada di 8,39 persen. Namun dari sisi serapan tenaga kerja juga kurang bertenaga. “Apalagi pemprov kan tengah menggenjot anggaran infrastruktur. Mestinya ada kegiatan ada tenaga kerja yang dilibatkan,” tandas Acuviarta.

Baca Juga:Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait SatoriKemenag RI Tetapkan Kabupaten Cirebon sebagai Kota Wakaf  

Sementara itu, Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat George Edwin Sugiharto mengakui bahwa tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat masih menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Menurutnya, berdasarkan data terbaru, angka pengangguran terbuka di Jabar mencapai 6,77 persen atau sekitar 1,78 juta orang. “Memang angka pengangguran di Jawa Barat ini, kalau berdasar peringkat, ini tergolong tinggi di Indonesia,” ujar George saat dihubungi Radar Cirebon, Minggu (9/11/2025).

Lebih lanjut, George menjelaskan bahwa mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk usia kerja di provinsi ini mencapai 39,24 juta orang. Dari jumlah itu, angkatan kerja sebanyak 26,29 juta orang, sedangkan bukan angkatan kerja tercatat 12,95 juta orang.

Dari total angkatan kerja itu, yang telah bekerja mencapai 24,51 juta orang, terdiri atas pekerja penuh 17,66 juta orang, pekerja paruh waktu 4,80 juta orang, dan setengah pengangguran 2,05 juta orang.

Politisi Fraksi Partai Gerindra itu menilai, tingginya angka pengangguran di Jabar merupakan konsekuensi dari jumlah penduduk yang juga terbesar di Indonesia, yakni mencapai 50,4 juta jiwa. “Jadi wajar saja ketika angka pengangguran terbuka juga paling tinggi, karena memang jumlah penduduknya terbesar di Indonesia,” tandasnya.

Untuk menekan angka pengangguran, George mendorong agar dunia pendidikan, khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK), mulai melakukan penyesuaian teknologi.

0 Komentar