RADARCIREBON.ID- PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus mengatakan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) di Jabar yang mencapai 1,78 juta orang, didominasi lulusan SMK. Ini menjadi kelompok pengangguran tertinggi, yakni 12,81 persen.
Dia merinci, angka tersebut meningkat dibandingkan Agustus 2024 sebesar 12,74 persen, serta Februari 2025 yang tercatat 12,42 persen. Menurutnya, sesuai jenis kelamin, TPT laki-laki tercatat sebesar 6,92 persen, sedikit lebih tinggi dibanding perempuan yang sebesar 6,51 persen.
Jika dilihat dari wilayah, pengangguran di daerah perkotaan mencapai 7,19 persen, sedangkan di perdesaan hanya 4,92 persen. Dari sisi wilayah, Kabupaten Bekasi menjadi daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi, yakni 8,78 persen, sedangkan yang terendah tercatat di Kabupaten Pangandaran sebesar 1,91 persen.
Baca Juga:Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait SatoriKemenag RI Tetapkan Kabupaten Cirebon sebagai Kota Wakaf
Sepanjang periode Agustus 2024 hingga Agustus 2025, 16 kabupaten/kota mengalami penurunan TPT, sementara 11 kabupaten/kota lainnya mengalami kenaikan.
BPS juga mencatat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Jawa Barat pada Agustus 2025 mencapai 66,99 persen, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (67,71 persen).
Angka ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 penduduk usia kerja, terdapat sekitar 66 hingga 67 orang yang aktif secara ekonomi. Sepanjang Agustus 2024 hingga Agustus 2025 terjadi penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 0,09 juta orang.
“Proporsi penduduk bekerja pada kegiatan informal mengalami kenaikan selama Agustus 2024 hingga Agustus 2025 didorong oleh bertambahnya pekerja dengan status berusaha sendiri,” terang Darwis kepada Jabar Ekspres (Radar Cirebon Group).
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki mencapai 84,41 persen, jauh lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang hanya 49,27 persen.
MAYORITAS PEKERJA DI SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI
Hingga Agustus 2025, jumlah penduduk bekerja di Jawa Barat mencapai 24,51 juta orang. Dari jumlah tersebut, 42,02 persen bekerja sebagai buruh atau karyawan, disusul 23,06 persen berstatus berusaha sendiri.
Dari sisi lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja terbesar berada pada sektor perdagangan sebesar 22,69 persen, disusul industri pengolahan 18,73 persen dan pertanian 15,24 persen.
Baca Juga:Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan Raih Gelar Doktor di UnairMKD Gelar Sidang Putusan Lima Anggota DPR, Sahroni yang Paling Berat
Struktur tenaga kerja di Jawa Barat masih didominasi oleh lulusan berpendidikan dasar. Dari total penduduk bekerja, 36,61 persen hanya berpendidikan SD, atau sekitar 8,97 juta orang. Sementara itu, lulusan SMP menyumbang 17,31 persen (4,24 juta orang), SMA sebesar 18,08 persen (4,43 juta orang), dan lulusan diploma atau perguruan tinggi hanya 11,15 persen dari total pekerja.
