Kondisi ini, kata Asep, membuat banyak investor yang sudah menanamkan modal di Kabupaten Cirebon belum bisa memulai kegiatan produksi. Akibatnya, meskipun data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menunjukkan peningkatan nilai investasi, dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja belum terasa signifikan.
“Data di DPMPTSP memang menunjukkan investasi naik, jumlah perusahaan juga bertambah. Tapi itu baru di atas kertas, belum operasional karena izinnya belum selesai,” paparnya.
Selain urusan izin, Apindo juga menyoroti kualitas dan kesiapan tenaga kerja lokal yang belum sesuai dengan kebutuhan industri. Ia mencontohkan munculnya sektor industri baru seperti pabrik sepatu yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian menjahit atau keterampilan teknis tertentu, yang belum banyak tersedia di Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Petani asal Jemaras Lor Ikut Diperiksa KPK sampai Tak Bisa Tidur, Terkait SatoriKemenag RI Tetapkan Kabupaten Cirebon sebagai Kota Wakaf
“Sekarang banyak pabrik sepatu, tapi butuh tenaga yang bisa sewing atau menjahit. Artinya, penyiapan SDM harus disesuaikan dengan kebutuhan industri. Pemerintah perlu memperbanyak pelatihan dan peningkatan keterampilan agar tenaga kerja kita siap terserap,” terangnya.
Asep berharap pemerintah daerah bersama pemerintah provinsi dapat mempercepat proses perizinan industri sekaligus memperkuat sinergi dengan dunia usaha dalam pengembangan pelatihan tenaga kerja. “Kalau dua hal ini diselesaikan, izin dipercepat dan SDM disiapkan, saya yakin angka pengangguran di Kabupaten Cirebon bisa turun signifikan,” tandasnya.
Terpisah, Kabid Penempatan Tenaga Kerja (Penta) Disnaker Kabupaten Cirebon Agus Susanto mengatakan hingga Oktober 2025, jumlah pencari kerja yang terdaftar di Disnaker mencapai 29.210 orang. Dari jumlah itu, 19.924 orang berhasil ditempatkan di dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri.
“Penempatan kerja dalam negeri mencapai 11.287 orang, sementara yang bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebanyak 8.007 orang,” paparnya kepada Radar Cirebon, Jumat (7/11/2025).
Adapun tahun 2024, total pencaker yang terdata mencapai 30.917 orang. Dari jumlah itu, tersedia lowongan kerja bagi 16.272 orang. Penempatan kerja dalam negeri pada 2024 mencapai 16.322 orang, sedangkan luar negeri 11.420 orang, sehingga total penempatan mencapai 27.742 orang.
Agus menjelaskan, tren penyerapan tenaga kerja dalam lima tahun terakhir cenderung fluktuatif, tergantung ekspansi industri. “Pada 2021 terserap 9.765 tenaga kerja, tahun 2022 naik menjadi 16.972 orang, lalu turun pada 2023 menjadi 7.509 orang, dan kembali naik pada 2024 menjadi 13.951 orang,” paparnya.
