“Kami sangat fokus dengan kasus ini. Jika perlu, kami tarik seluruh peserta pendidikan yang sedang bertugas di RSUD Waled untuk menjaga nama baik lembaga,” tegasnya.
Sementara itu, pada 11, November 2025, dari pihak UGJ, Unpad dan RSUD Waled berkunjung ke kediaman keluarga korban.
Sebagai perwakilan dari keluarga korban, R Hamzaiya Shum menyambut baik atas kepedulian dan keseriusan dalam menangani persoalan yang menyangkut kehormatan serta keselamatan masyarakat.
Baca Juga:Ditunjuk Dedi Mulyadi, Helmy Yahya Batal Jadi Komisaris Bank BJB karena Ada Novum di OJKDiguyur Hujan Semalaman, Longsor Menimpa Rumah Warga
“Kami perwakilan dari keluarga korban pengapresiasi atas kunjungan tersebut. Artinya, ada bentuk komunikasi dan tanggung jawab sosial,” katanya.
Kendati demikian, pertemuan jangan hanya dijadikan simbolisasi. Tapi, harus ada tindak lanjut nyata, baik dalam aspek moral, psikologis, maupun hukum, agar korban benar-benar memperoleh rasa keadilan.
“Kasus pelecehan seksual bukan perkara ringan dan tidak boleh diselesaikan secara kekeluargaan atau ditutupi dengan alasan menjaga nama baik institusi. Menegakkan kebenaran justru merupakan bentuk menjaga kehormatan lembaga dan profesi itu sendiri,” tegasnya.
Hamzaiya menuturkan, kasus ini seharusnya menjadi momentum bagi seluruh lembaga pendidikan dan tenaga kesehatan untuk memperkuat integritas serta memperketat kode etik profesi.
Dunia akademik dan medis, harus menjadi ruang aman bagi masyarakat, bukan tempat yang menakutkan karena adanya oknum yang menyalahgunakan posisi.
