“Ya memang idealnya, uji coba itu melawan tim yang berat. Ada tim yang kualitasnya lebih bagus, ada yang sedang, dan ada yang di bawah kita. Cuma kemarin, kita berupaya mencari dua tim untuk bisa menjadi lawan tanding, tapi tidak dapat. Ya tidak ada masalah, saya coba melakukan simulasi dengan tim yang dua-duanya sama,” jelas dia.
Tentang pemangkasan pemain, dia menyebut bukan karena tidak bagus. ”Semua pemain bagus. Tapi saya cari yang paling cocok dengan strategi di SEA Games nanti,” ucap dia.
Dia menyebut bahwa Mali memiliki karakter pemain yang tahan banting. Untuk itu, Mali dinilainya tepat untuk melangsungkan uji coba. Indra Sjafri memanfaatkan momentum ini untuk menilai kesiapan tim secara menyeluruh. Sebanyak 30 pemain dipanggil, termasuk pemain diaspora, seperti Ivar Jenner dan Mauro Zijlstra, yang diharapkan menjadi motor permainan.
Baca Juga:PKL Stasiun Kejaksan Ditertibkan, PT KAI Diminta Langsung Bikin TrotoarKaget Nama KH Abbas Tak Muncul Jadi Pahlawan Nasional, Bupati Cirebon: Semoga Terwujud di 2026
Mali dipilih bukan tanpa alasan. Tim asal Afrika Barat ini dikenal dengan gaya bermain cepat, fisik kuat, dan agresivitas tinggi. Karakter yang cocok untuk menguji daya tahan dan kecerdasan taktik Garuda Muda sebelum tampil di ajang kompetitif regional.
Meski statusnya hanya uji coba, laga ini akan jadi tolok ukur kedalaman skuad, terutama untuk menentukan siapa yang layak masuk daftar final menuju SEA Games.
Secara historis, Indonesia U-23 dan Mali U-23 belum pernah bertemu dalam pertandingan resmi. Artinya, duel kali ini benar-benar menjadi pertemuan perdana di tingkat usia tersebut. Ketiadaan data head-to-head justru membuka peluang eksperimen. Mali datang lebih awal ke Indonesia untuk adaptasi cuaca, sementara Indonesia akan mencoba mengimbangi kekuatan fisik lawan dengan penguasaan bola cepat dan menekan tinggi.
Di sisi lain, FIFA Matchday sebenarnya adalah jatah untuk timnas senior. Namun, mereka absen karena belum mendapatkan pelatih. “Kalau kita belum dapat pelatihnya, mungkin kita nggak bisa tergesa-gesa FIFA Matchday,” tutur Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Sebagai gantinya, PSSI memprioritaskan FIFA Matchday untuk Timnas U-23 yang dalam tahap persiapan mengikuti SEA Games 2025.
