Dalam mekanisme pemilihan, suara publik dan penilaian panel FIFA Legends memiliki bobot yang sama. Karena itu, hasil akhir tidak sepenuhnya bergantung pada jumlah suara fans. Setiap pemilih menentukan tiga gol favoritnya dengan sistem poin 5, 3, dan 1. Poin dari dua kelompok juri kemudian digabungkan untuk menentukan peringkat akhir, dengan rentang nilai dari 13 hingga 1 poin untuk 11 kandidat.
Jika terjadi hasil imbang, FIFA akan menerapkan prosedur tie-break, mulai dari perbandingan poin tertinggi dari fans, jumlah suara 5 poin, 3 poin, hingga penilaian panel legenda. Bila tetap seri, dua atau lebih pemain dapat berbagi penghargaan.
Keunggulan awal Ridho ini jelas memunculkan harapan besar bagi sepak bola Indonesia, meskipun keputusan akhir tetap menunggu bagaimana panel legenda menilai serta perkembangan suara publik menjelang penutupan voting.
Baca Juga:Sekda Kuningan Dorong Sinergi OPD untuk Wujudkan Kuningan MelesatAnak-anak di Indramayu Diajari Budaya Taat Lalu Lintas Sejak Dini
Dukungan yang terus mengalir dari masyarakat menjadi modal penting bagi Ridho untuk mempertahankan puncak suara internasional. Fenomena ini sekaligus menunjukkan besarnya antusiasme publik Indonesia dalam mendukung pesepak bola Tanah Air di level global.
Kini Ridho tinggal menjaga momentum sembari menantikan hasil resmi dari FIFA setelah seluruh suara dihitung. Jika tren positif berlanjut, Indonesia berpeluang mencetak sejarah baru di ajang penghargaan gol terbaik dunia. Perjalanan Ridho menuju Puskas Award 2025 pun semakin menarik untuk diikuti hingga detik terakhir voting. (net)
