RADARCIREBON.ID- Tanggal 11 Juli 2023, Presiden Ke-7 RI Jokowi, mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Dari bandara, Jokowi menuju Sumedang, meresmikan Tol Cisumdawu sebagai tol pendukung bandara. Kepada media, ia mengatakan BIJB akan menjadi bandara masa depan. Tanggal 29 Oktober 2023, pemerintah pun mengoperasikan BIJB Kertajati secara penuh. Mengambil alih semua penerbangan komersial di Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Sayangnya, gegap-gempita itu hanya di awal. Kini, 2025 ini, seperti tak ada harapan. Mati suri. Nyaris tak ada penerbangan. Saat ini, atau hingga November 2025, hanya ada satu rute internasional, yakni penerbangan maskapai Scoot rute Kertajati (KJT)-Singapura (SIN).
Data yang dihimpun Radar Cirebon, jadwal penerbangan tersebut masih berlaku dan beroperasi dua kali setiap pekan, yaitu Selasa dan Sabtu. Dari data operasional yang berlaku saat ini, penerbangan Scoot TR 293 lepas landas dari Bandara Kertajati menuju Singapura pada pukul 06.40 WIB, sementara penerbangan kedatangan Scoot TR 292 dari Singapura tiba kembali di Kertajati sekitar pukul 06.05 WIB pada hari yang sama.
Baca Juga:Kolaborasi Lintas RS Kian Mudah dan Cair lewat GowesIrawan Wahyono Meninggal Dunia, Status Hukum pada Kasus Gedung Setda Gugur
Pengelola BIJB menyebutkan bahwa ke depan peluang penambahan frekuensi penerbangan sangat terbuka, bergantung pada permintaan pasar dan tingkat keterisian pesawat.
TIAP TAHUN BEBANI APBD JAWA BARAT
Sementara itu, Pemprov Jabar setiap tahun masih menganggarkan dari APBD untuk menopang operasional bandara yang disebut terbesar kedua di Indonesia itu.
Ketika kunjungan kerja spesifik ke Bandung pada Jumat (3/10/2025), Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa sempat menyoroti beban anggaran yang ditanggung Pemprov Jawa Barat dalam menopang operasional Bandara Kertajati. Saat rapat bersama pemprov, terungkap bahwa sekitar Rp50 miliar per tahun masih harus dialokasikan untuk mendukung keberlangsungan bandara.
Menurut Saan, angka tersebut sangat besar dan tidak boleh menjadi pengeluaran sia-sia. Ia menekankan perlunya langkah strategis agar setiap rupiah anggaran yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kita ingin bandara (Kertajati) ini memberikan manfaat, bukan menjadi beban. Kalau setiap tahun pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pengelola harus mengeluarkan dana besar tanpa dampak signifikan, tentu harus dicari jalan keluarnya,” ujarnya.
