Hebat! Ibu-ibu Kalikoa Mengelola Hidroponik, Kini Hadapi Tantangan Cuaca dan Hama

Ibu-ibu Kalikoa Mengelola Hidroponik
PELOPOR: Ibu-ibu PKK Desa Kalikoa menjadi pelopor budidaya sayuran hidroponik di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Foto: Apridista Siti Ramdhani/Radar Cirebon
0 Komentar

Tak jarang, Jureni juga kerap memberikan tutorial ke pengurus PKK desa lain yang hendak menerapkan budidaya sayuran hidroponik.

Meski begitu, Sekretaris PKK Desa Kalikoa, Wahyu Yucha mengungkapkan bahwa pada awal memasok sayuran ke warung sekitar, tak banyak yang berminat untuk membeli sayuran hidroponik yang dipanen PKK Desa Kalikoa. Hal itu lantaran harganya yang jauh lebih mahal dari sayuran biasa.

Rata-rata sayuran hidroponik yang dijual PKK Desa Kalikoa dibanderol dengan harga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Baca Juga:Kejaksaan Cabut Status Pembantaran Azis, Dinyatakan Sehat kini Dikembalikan Lagi ke RutanNahsrudin Azis Ditempatkan di Ruang Isolasi, Terpisah dari Tahanan Lain

“Harga ini jelas jauh lebih mahal dari harga sayuran biasa. Tapi kami edukasi masyarakat bahwa sayuran hidroponik lebih sehat, tidak menggunakan pestisida, lebih segar, lebih enak, dan lainnya,” ungkapnya.

Gencar mengedukasi, kini peminatnya pun mulai banyak. Bukan saja memasok warung di sekitar, beberapa pembeli juga datang langsung ke Taman Edukasi Hidroponik untuk membeli untuk konsumsi pribadi secara rutin.

Meski peminat hasil panen kini makin meningkat, tapi tantangan membudidayakan sayuran hidroponik ini juga cukup besar.

Mulai dari nutrisi yang belum bisa dibuat sendiri dan keterbatasan nutrisi. Kemudian hama kutu yang sering datang.

Apalagi setelah berpindah lokasi, pihaknya pernah mengalami atap ambruk dan membuat hama masuk ke sayuran.

Cuaca juga menjadi tantangan besar dalam budidaya sayuran hidropoinik. Saat cuaca panas ekstrem dua bulan ke belakang lalu misalnya, sejumlah sayuran gagal tanam.

Seperti selada air. Padahal selada air menjadi salah satu sayuran yang paling banyak permintaannya. “Sekarang yang lagi bagus ditanam itu bayam dan kangkung,” ucapnya.

Baca Juga:Temuan Kredit Macet Rp30 Miliar pada Kasus Perumda BPR Bank Cirebon, Empat Orang DiperiksaKomisioner KID Kota Cirebon Tetap Dilantik, Pj Sekda: Nanti Semuanya akan Jelas Kok

Cuaca panas ekstrem semakin memperparah sayuran yang tumbuh karena saat ini lahan tidak memiliki paranet. Taman edukasi hidroponik hanya ditutupi oleh plastik sinar UV. Efeknya kini berpengaruh pada jumlah produksi panen.

“Saat ini per harinya rata-rata kami memanen 2-3 kg sayuran hidroponik. Sebelumnya setiap hari bisa mencapai lebih dari 5 kg,” ungkap Wahyu Yucha.

Dengan menurunnya produksi sayuran karena beberapa faktor, hal ini juga turut menurunkan semangat para penurus PKK Desa Kalikoa. Dari 20 anggota aktif, kini tersisa 4 anggota yang mengurus sayuran hidroponik ini.

0 Komentar