RADARCIREBON.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon terus mengantisipasi bencana banjir dengan melakukan perbaikan dan pelebaran pada drainase di sepanjang Jalan Cipto Mangunkusumo.
Upaya ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon melalui normalisasi dan peningkatan kapasitas saluran.
Walikota Cirebon, Effendi Edo, menyatakan optimismenya bahwa perbaikan ini dapat mengurangi risiko banjir.
Baca Juga:Pramuka IPB Cirebon Ikuti Karang Pamitran Kwarran Kedawung 2025UNU Raih Hibah Kemendikti Saintek
“Sekarang lagi mengerjakan beberapa titik lagi untuk drainasenya. Ya, mudah-mudahan Cirebon jadi tidak banjir. Saya optimis karena semuanya bergerak,” ujarnya.
Edo menjelaskan bahwa perbaikan drainase sengaja dilakukan saat musim hujan untuk mengetahui arah aliran air yang sesungguhnya.
“Kalau musim hujan ini ada perbaikan, berarti kita tahu arah aliran airnya. Kalau kita memperbaiki saat musim kemarau, kita tidak tahu aliran airnya ke mana. Ini juga menjadi keuntungan untuk mendeteksi larinya air,” terangnya.
Secara teknis, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUTR Kota Cirebon, Totong Rusmawan, menjelaskan bahwa perbaikan di Jalan Cipto meliputi normalisasi dan peningkatan drainase, khususnya dari Sungai Bedeng hingga Sungai Sijarak. Paket pekerjaan ini menelan total anggaran sekitar Rp600 juta.
Pekerjaan yang dimulai sejak 5 November hingga 15 Desember 2025 ini diawali dengan pembukaan drainase untuk mengangkat sedimen yang menumpuk.
“Kami lihat existing [kondisi awal] memang hampir sudah penuh semua dengan sedimen. Makanya beberapa tahun ke belakang terjadi kemacetan air. Air meluap, tidak masuk ke sungai, jalan jadi tergenang,” paparnya.
Totong berharap upaya perbaikan ini dapat melancarkan arus air dan mengatasi banjir. Apalagi, konsep peningkatan drainase yang dikerjakan saat ini akan dibuat lebih lebar dari sebelumnya.
Baca Juga:Indosat Kenalkan Pembelajaran Berbasis Praktik PLN UIP JBT Gelar Simulasi Penggunaan APAR
Drainase yang semula berukuran lebar 50 sampai 60 cm akan diperlebar menjadi 80 cm. Pihaknya juga akan mengganti konstruksi batu dengan u-ditch agar lebih efektif.
“Sekarang dibuat lebih lebar, jadi penampungan air akan lebih besar daripada sebelumnya. Kedalaman harus lebih tinggi dari sungai, karena output-nya tetap harus di sungai,” jelasnya.
DPUTR juga akan menyiapkan inlet dari bahu jalan yang dilengkapi penampung sedimen.
