Refleksi Hari Pahlawan: Petaka atau Kemenangan?

Taman Tugu Perjuangan Indramayu
SELALU KOMPAK: Foto bersama dilakukan setelah diskusi panel di Taman Tugu Perjuangan Indramayu, akhir pekan kemarin. Foto: BURHANUDIN/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU — Sejumlah komunitas kepemudaan di Indramayu mengadakan diskusi panel bertajuk “Refleksi Hari Pahlawan: Petaka atau Kemenangan” di taman Tugu Perjuangan, Sabtu, 15 November 2025.

Kegiatan yang diinisiasi Generasi Muda Indramayu (Gemuyu) bersama Gusdurian, Lakpesdam, dan Fatayat NU Indramayu ini sekaligus menandai peluncuran ruang aman bagi kaum muda, sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan serta perkawinan anak.

Diskusi yang melibatkan peserta dari berbagai organisasi tersebut berlangsung dinamis. Selain memaknai ulang nilai kepahlawanan, forum ini diarahkan untuk memperkenalkan wadah pendampingan, dan pengaduan bagi korban kekerasan di Kabupaten Indramayu.

Baca Juga:Dari 25 Ekor Ayam Menuju 7.000, Perjalanan Kasadi Membangun Usaha Ayam Kampung di Pabean UdikCek Fakta! Voting Rizky Ridho Tembus 1,3 Juta, Kalahkan Lamine Yamal di Puskas Award 2025

Program ini didukung oleh Inklusi Lakpesdam PBNU, dan menghadirkan pemateri dari KNPI Indramayu serta Relawan Literasi Masyarakat (Relima).

Koordinator Gemuyu, Abdul Mufid menegaskan bahwa ruang aman tersebut merupakan langkah konkret generasi muda, dalam merespons berbagai kasus kekerasan.

“Ruang aman ini harus menjadi tempat aman bagi anak, perempuan, dan generasi muda untuk menyampaikan aduan tanpa rasa takut,” ungkap Mufid.

Ia menambahkan, program itu diharapkan mampu memberikan perlindungan bagi korban melalui edukasi, pendampingan psikologis, dan layanan advokasi.

Gemuyu, kata Mufid, mendorong terciptanya lingkungan inklusif agar para penyintas merasa didengarkan, dan mendapat dukungan yang memadai.

Menurutnya, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya membangun masyarakat yang lebih peka terhadap isu kekerasan, dan maraknya perkawinan anak di Indramayu.

Ketua DPD KNPI Indramayu, Khamzah Fansuri, menekankan pentingnya refleksi Hari Pahlawan yang berlandaskan kebenaran sejarah.

Baca Juga:Sekda Kuningan Dorong Sinergi OPD untuk Wujudkan Kuningan MelesatAnak-anak di Indramayu Diajari Budaya Taat Lalu Lintas Sejak Dini

“Penghormatan negara harus dibangun melalui rekonsiliasi dan akuntabilitas, bukan dengan mengaburkan memori publik,” tegasnya.

Sementara itu, Field Koordinator Inklusi Indramayu, Supriyatin, menilai keberadaan ruang aman bagi remaja sangat krusial, terutama untuk menekan angka perkawinan anak yang masih tinggi di daerah tersebut.

“Keputusan menikah membutuhkan kedewasaan emosional. Pernikahan tidak bisa hanya didasari cinta atau karena kehamilan di luar nikah,” ujarnya.

Kegiatan yang berlangsung penuh hangat itu ditutup dengan sesi ramah tamah dan foto bersama. Mufid berharap, forum seperti ini bisa menjemput kemenangan bagi generasi muda, bukan malah petaka yang berawal dari kejumudan berpikir. (han)

0 Komentar